[HTL] Chapter 4: “Kelahiran Ulang di Singgasana Surga”
by longchen01Jian Feng merasakan hidupnya perlahan memudar, tubuhnya tak lagi mampu menahan rasa sakit yang menusuk setiap sarafnya. Lin Xue telah meninggalkannya untuk mati di lembah terpencil itu. Namun, di tengah kegelapan yang mulai menyelimuti pandangannya, dia merasakan kekuatan Gulungan Darah Iblis masih berdesis di dalam dirinya, tidak menyerah begitu saja. Kebencian yang menggelegak dalam hatinya adalah api yang terus menyala, menolak untuk padam.
Saat nafas terakhirnya diambil, Jian Feng menyadari bahwa kematian tidak datang dengan kedamaian. Sebaliknya, hanya ada kekosongan dan kebencian yang mengikatnya pada dunia. Gelap. Dingin. Segalanya berhenti.
Namun, seiring berjalannya waktu—atau mungkin tidak ada waktu sama sekali—dia mulai merasakan sesuatu. Kesadarannya perlahan kembali, tetapi tidak dalam bentuk yang dia kenal. Dia merasa terperangkap dalam ruang yang sempit, panas, dan lembut. Pikirannya tidak jelas, hanya ada kesadaran yang terbatas tentang keberadaannya.
Kemudian, dunia di sekitarnya mulai bergerak. Dia merasakan tekanan yang semakin kuat, tubuhnya seolah didorong keluar dari suatu tempat. Suara-suara samar mulai terdengar, meski tak jelas. Jeritan, desahan, dan akhirnya tangisan.
Tangisan itu datang dari dirinya sendiri.
Jian Feng tidak mengerti. Dia merasa begitu kecil, begitu rapuh, jauh dari kekuatan yang pernah dia miliki. Saat dia membuka matanya untuk pertama kali, cahaya yang terang menyilaukan pandangannya. Perlahan, bayangan-bayangan mulai terbentuk. Di atasnya, seorang wanita tersenyum lembut sambil menatapnya penuh cinta. Wajahnya begitu akrab, namun juga asing.
**Lin Xue.**
Tetapi, ada sesuatu yang berbeda tentang dirinya. Wanita ini bukan lagi Lin Xue yang pernah dia kenal sebagai wanita berbalut jubah hitam dan aura misterius. Sekarang, dia mengenakan jubah keemasan yang memancarkan cahaya lembut, wajahnya bersih tanpa bayang-bayang kebencian. Sebuah mahkota elegan menghiasi kepalanya, tanda bahwa statusnya bukan sembarangan.
Jian Feng—atau sosok bayi yang dia sadari sebagai dirinya sekarang—hanya bisa menatap tak berdaya, terperangkap dalam tubuh yang baru lahir. Kesadarannya yang terperangkap dalam tubuh bayi itu menolak percaya, tetapi fakta ini tak bisa diingkari: dia telah bereinkarnasi, dan sekarang, dia adalah anak dari wanita yang paling dia benci.
**“Anakku,”** suara Lin Xue terdengar lembut, jauh dari nada dingin yang pernah dia kenal. **“Kau adalah anugerah dari surga. Akan kusiapkan jalan untukmu, agar kau menjadi penguasa di alam ini.”**
Penguasa di alam ini? Jian Feng hanya bisa mendengarkan, tubuh kecilnya tidak mampu berbicara atau bergerak dengan kendali penuh. Kebencian mendidih di dalam dirinya, tetapi tubuh bayi ini tidak bisa menyalurkan amarahnya seperti yang dia inginkan. **Lin Xue adalah permaisuri surga sekarang?** Dunia ini sungguh kejam. Jian Feng mati dengan penuh kebencian, tapi kini dia harus hidup kembali sebagai anak dari orang yang mengkhianatinya.
Berhari-hari berlalu, dan Jian Feng hanya bisa terperangkap dalam tubuh bayi yang lemah. Meski demikian, kesadarannya yang dewasa tetap utuh. Dia tahu, Lin Xue kini adalah Permaisuri Surga, penguasa alam surgawi yang dihormati oleh para dewa dan makhluk langit lainnya. Istana tempat dia tinggal penuh dengan kemewahan yang tidak pernah bisa dia bayangkan di kehidupannya sebelumnya. Pilar-pilar emas berdiri megah, dan awan lembut mengelilingi bangunan besar itu, melayang-layang di langit tanpa batas.
Namun, di balik segala kemewahan dan kedamaian ini, Jian Feng menyimpan satu tujuan dalam hatinya: balas dendam. Sekarang, dia adalah putra Lin Xue, seorang pewaris kekuasaan surgawi, tetapi dia tidak akan pernah melupakan pengkhianatan wanita itu.
Seiring waktu, Jian Feng mulai menyadari bahwa Lin Xue benar-benar memperlakukannya dengan kasih sayang tulus, berbeda dari apa yang dia kenal. Setiap malam, Lin Xue akan menyanyikan lagu-lagu lembut untuk menidurkannya, dan setiap hari, dia akan memeluknya dengan penuh cinta. Jian Feng merasa terjebak dalam paradoks yang membingungkan. Di satu sisi, dia ingin membalas dendam atas pengkhianatan yang membuatnya mati di kehidupan sebelumnya. Di sisi lain, Lin Xue yang ada di depannya sekarang tidak menunjukkan tanda-tanda kebencian atau niat jahat. Dia adalah seorang ibu yang penuh kasih.
Saat Jian Feng tumbuh menjadi balita, dia mulai merasakan kekuatan yang berbeda mengalir di dalam dirinya. Kekuatan ini tidak berasal dari Gulungan Darah Iblis seperti yang dia miliki sebelumnya. Sebaliknya, ini adalah kekuatan surgawi—energi yang murni dan penuh cahaya. Jian Feng menduga bahwa ini adalah warisan dari darah surga yang mengalir dalam dirinya sekarang.
Meski demikian, Jian Feng tetap tidak bisa melupakan masa lalunya. Setiap malam, dia akan bermeditasi dalam diam, berusaha mengingat kekuatan gelap yang pernah dia kuasai. Dia tahu bahwa dalam tubuh ini, dia memiliki kesempatan kedua untuk meraih kekuatan yang jauh lebih besar. Tapi kali ini, dia akan bermain dengan cara yang berbeda. Jian Feng bersumpah untuk menggunakan statusnya sebagai putra Permaisuri Surga untuk menghancurkan Lin Xue dari dalam.
Pada ulang tahunnya yang keempat, Jian Feng mulai menunjukkan bakat luar biasa dalam kultivasi. Lin Xue, yang menyaksikan perkembangan anaknya dengan penuh bangga, mulai mengajarkannya teknik-teknik surgawi. Jian Feng belajar dengan cepat, menyerap setiap pelajaran dengan ketelitian yang tak terduga dari seorang anak seusianya. Lin Xue semakin yakin bahwa anaknya akan menjadi penerus yang luar biasa, melebihi dirinya dalam hal kekuatan dan kebijaksanaan.
Namun, di balik wajah polosnya, Jian Feng menyimpan dendam yang mendalam. Setiap kali Lin Xue memeluknya, setiap kali dia tersenyum padanya, Jian Feng mengingat kembali malam di mana dia dikhianati. Di dalam hatinya, dia terus merencanakan balas dendam yang akan dia wujudkan suatu hari nanti.
**“Aku akan menghancurkanmu, Lin Xue,”** gumamnya pelan suatu malam saat dia sendirian di kamarnya yang megah. **“Ketika waktunya tiba, aku akan mengambil segalanya darimu. Sama seperti kau mengambil hidupku.”**
Namun, Jian Feng tahu bahwa kali ini dia harus bersabar. Lin Xue, wanita yang pernah mengkhianatinya, tidak bisa dihancurkan dengan kekuatan semata. Jian Feng akan membiarkan waktu bekerja untuknya, dan pada saat yang tepat, dia akan menunjukkan kepada Lin Xue betapa kejamnya karma yang akan datang padanya.
Kali ini, Jian Feng akan bermain sebagai pewaris surga—dan musuhnya sendiri adalah ibu yang melahirkannya kembali.
0 Comments