[HTL] Chapter 8: “Pertemuan dengan Xue Ling”
by longchen01Pagi itu, Jian Feng tiba di pusat kebugaran seperti biasa. Udara segar dari jendela besar gym mengalir masuk, membawa semangat pagi ke dalam ruangan. Di sudut-sudut gym, orang-orang sudah mulai berkumpul, berlatih menggunakan peralatan kebugaran, atau sekadar melakukan pemanasan. Jian Feng, yang kini bekerja sebagai asisten pelatih, sudah terbiasa dengan rutinitas ini. Sejak dia mengambil pekerjaan di gym, kehidupannya mulai terasa lebih tertata, meski masih ada kehampaan yang belum terisi di hatinya.
“Pagi, Jian Feng! Siap untuk sesi pelatihan hari ini?” Suara ramah dari Zhang Wei, pelatih utama di gym, terdengar dari arah belakang. Zhang Wei adalah pria berusia pertengahan 40-an, dengan otot-otot yang masih kekar dan stamina yang tak kalah dari pria muda. Meski tampak kasar, Zhang Wei sebenarnya adalah orang yang sangat perhatian dan selalu siap membantu siapa pun. Dialah yang pertama kali mengajak Jian Feng untuk bergabung sebagai asisten pelatih, melihat potensi besar dalam kemampuan fisik Jian Feng yang luar biasa.
“Pagi, Zhang Wei. Seperti biasa, siap kapan saja,” balas Jian Feng dengan senyum tipis.
Jian Feng mulai membantu beberapa anggota baru yang datang untuk sesi pelatihan. Dia dengan cepat menjadi terkenal di gym ini berkat keahliannya dalam memandu latihan dan kekuatan fisiknya yang luar biasa. Beberapa bahkan mulai memandangnya sebagai seseorang yang mereka kagumi.
Namun, hari ini, ada sesuatu yang berbeda. Saat Jian Feng sedang menyiapkan alat-alat latihan, pintu gym terbuka dan masuklah seorang wanita yang memancarkan aura yang membuat seluruh ruangan seolah berhenti sesaat. Rambut hitamnya yang panjang berkilau seperti sutra, wajahnya bersih dan halus, dengan kulit seputih salju yang bercahaya di bawah sinar matahari pagi yang menembus jendela. Tubuhnya ramping namun proporsional, mengenakan pakaian olahraga yang modis dan sederhana, yang justru memperkuat kesan elegan dan anggun.
Zhang Wei, yang juga melihat kedatangannya, segera menghampiri Jian Feng. “Hei, lihat itu. Itu Xue Ling,” bisiknya dengan nada kagum. “Dia pelanggan baru. Seorang model, katanya. Tentu saja, tidak heran, lihat saja dia.”
Jian Feng menatap wanita itu dengan ekspresi yang sulit ditebak. Namanya Xue Ling. Meski pesona fisiknya mengundang perhatian, ada sesuatu di balik tatapannya yang membuat Jian Feng merasa seolah wanita ini lebih dari sekadar kecantikan luar. Seperti dirinya, mungkin dia memiliki rahasia yang tersembunyi.
Zhang Wei menyenggol lengan Jian Feng. “Aku yakin kau bisa jadi pelatih pribadinya. Dia minta pelatihan intensif. Wanita secantik itu pasti butuh pelatih yang serius, kan?”
Jian Feng mengangguk pelan, setuju tanpa banyak bicara. Zhang Wei kemudian memanggil Xue Ling dan memperkenalkannya pada Jian Feng. “Xue Ling, ini Jian Feng, salah satu pelatih terbaik kami. Dia yang akan memandu sesi latihanmu. Jangan khawatir, kau akan dalam tangan yang tepat.”
Xue Ling tersenyum tipis. Senyumnya halus namun dalam, ada sesuatu yang misterius di balik tatapan matanya. “Terima kasih, Zhang Wei,” ucapnya dengan suara lembut. Kemudian dia menatap Jian Feng. “Senang bertemu denganmu, Jian Feng.”
Jian Feng hanya mengangguk lagi, kali ini dengan sedikit senyum di bibirnya. Meski dia tampak tenang di luar, dia tidak bisa menahan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di hatinya. Sejak tiba di dunia modern ini, perasaan semacam ini sangat jarang ia alami. Namun, kehadiran Xue Ling seolah menimbulkan gejolak dalam dirinya yang sulit ia jelaskan.
Sesi latihan dimulai. Jian Feng, meski biasanya tegas dan fokus saat melatih, kali ini merasa perhatiannya terpecah. Dia mencoba memahami gerakan dan kemampuan fisik Xue Ling. Seperti yang diduga, Xue Ling memiliki tubuh yang lentur dan kuat, meski belum terlatih penuh. Namun, yang membuat Jian Feng lebih terkesan adalah ketekunan dan kesabarannya. Xue Ling tidak mengeluh sedikit pun, meski latihan yang diberikan cukup berat. Bahkan, seolah ada tekad kuat di balik setiap gerakan yang ia lakukan.
“Gerakanmu bagus,” ujar Jian Feng ketika mereka sedang melakukan sesi angkat beban. “Tapi kau bisa meningkatkan postur tubuhmu. Jangan terlalu condong ke depan.”
Xue Ling mengangguk. “Terima kasih, Jian Feng. Aku akan memperbaikinya.”
Setelah beberapa jam latihan, sesi mereka berakhir. Xue Ling tampak kelelahan namun puas. Sambil mengusap keringat di dahinya, dia menatap Jian Feng dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Kau sangat bagus dalam hal ini. Apa kau selalu menjadi pelatih?”
Jian Feng tersenyum tipis, merasa pertanyaan ini sangat sederhana namun sulit dijawab. “Tidak selalu. Hanya beberapa bulan terakhir ini.”
Xue Ling memandangnya dengan mata yang tampak memancarkan kekaguman. “Kau terlihat seperti seseorang yang punya pengalaman lebih dari itu. Ada sesuatu dalam dirimu yang… lain.”
Jian Feng terdiam sesaat, lalu mengalihkan pandangannya. “Semua orang punya cerita masing-masing, Xue Ling. Tapi aku tidak lagi memikirkan masa lalu.”
Xue Ling tersenyum samar. “Aku paham. Mungkin kita semua mencoba melupakan sesuatu.”
Sejak hari itu, Xue Ling rutin datang ke gym, dan Jian Feng selalu menjadi pelatih pribadinya. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai lebih banyak berbicara, meski Jian Feng tetap menjaga jarak emosional. Xue Ling, meski tampak hangat dan terbuka, sepertinya juga menyimpan misteri tersendiri. Jian Feng bisa merasakannya, tapi dia memilih untuk tidak bertanya terlalu jauh.
Sementara itu, di sekitar gym, beberapa karakter lain mulai terlibat dalam kehidupan Jian Feng. Ada Wang Qiang, seorang pria muda yang bekerja sebagai resepsionis di gym. Wang Qiang adalah sosok yang periang dan sering menggoda Jian Feng tentang Xue Ling. Dia sering berkata, “Bro, kau beruntung bisa melatih gadis secantik itu. Kalau aku jadi kau, sudah pasti aku akan mengajaknya makan malam!”
Namun, Jian Feng hanya menanggapinya dengan senyuman atau acuh tak acuh. Dia tidak pernah membiarkan dirinya terlibat dalam percakapan yang tidak penting.
Ada juga Li Mei, instruktur yoga yang bekerja di gym yang sama. Wanita muda ini sering memperhatikan sesi latihan Jian Feng dan Xue Ling. Meski tidak mengatakan banyak, Li Mei sepertinya sedikit penasaran dengan hubungan keduanya. Dia dan Jian Feng beberapa kali bertukar sapa, tapi tidak lebih dari itu.
Hari-hari berlalu, dan hubungan antara Jian Feng dan Xue Ling perlahan-lahan mulai berkembang. Meski mereka tidak pernah membahas hal pribadi, percakapan mereka semakin sering melibatkan topik di luar latihan. Jian Feng belajar bahwa Xue Ling bukan hanya seorang model, tetapi juga seorang pengusaha muda yang sukses. Dia menjalankan bisnis pakaian olahraga, yang semakin hari semakin terkenal. Xue Ling tidak hanya cantik, tetapi juga cerdas dan mandiri.
Namun, meski mereka semakin dekat, Jian Feng tetap merasa ada jarak yang dia ciptakan sendiri. Bagian dari dirinya, bagian yang kelam dari masa lalunya, masih menolak untuk benar-benar terlibat dalam kehidupan baru ini. Jian Feng tahu, seberapa besar pun dia berusaha untuk menyesuaikan diri, ada sesuatu dalam dirinya yang berbeda dari orang-orang di dunia ini.
Suatu sore, setelah sesi latihan yang intens, Xue Ling mengajak Jian Feng duduk di sebuah kafe kecil dekat gym. Mereka memesan minuman dingin dan duduk di dekat jendela yang menghadap ke jalanan yang ramai.
“Jian Feng,” Xue Ling memulai setelah beberapa saat hening. “Aku selalu penasaran, bagaimana kau bisa begitu fokus dan tenang? Seolah-olah tidak ada yang bisa mengguncangmu.”
Jian Feng memandangnya dengan tatapan dalam, sejenak terdiam sebelum menjawab. “Mungkin karena aku sudah melalui banyak hal. Hidupku sebelum ini… berbeda.”
Xue Ling menatapnya penuh perhatian. “Berbeda seperti apa?”
Jian Feng tersenyum kecil. “Sulit dijelaskan. Mungkin suatu hari aku akan menceritakannya padamu.”
Mata Xue Ling sedikit menyipit, tampak berpikir. Namun, dia tidak memaksa. “Baiklah, aku akan menunggu hari itu.”
Keduanya terdiam sesaat, menikmati keheningan sore itu. Jian Feng merasakan perasaan damai yang aneh, meski di balik semua itu, ada pertanyaan yang terus muncul di benaknya: siapa sebenarnya Xue Ling, dan mengapa dia merasa ada sesuatu yang istimewa tentang wanita ini?
Di balik senyum lembutnya, Jian Feng tahu bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang mungkin sedang menunggu untuk terungkap. Pertemuannya dengan Xue Ling mungkin lebih dari sekadar kebetulan. Mungkin, takdir sekali~
0 Comments