[ HTL ] Chapter 11: “Satu Hari Sudah Cukup”
by cheeerishmeAbsolute Regression Chapter 11
Saat kuperiksa obat macam apa yang keluar dari belahan bola, aku terkejut.
Pil Demon Essence!
Pil Demon Essence adalah obat ajaib yang disempurnakan oleh Kultus sekali setiap sepuluh tahun. Itu adalah pil suci yang bisa memberikan sejumlah besar energi dalam pada seorang kultivator demonic. Jumlah energi dalam yang didapatkan seseorang beragam tergantung pada konstitusi pengguna dan metode kultivasi mental yang mereka latih.
Aku benar-benar terkesan. Pil Demon Essence sendiri luar biasa, namun yang membuatku lebih terkesan adalah desain bolanya yang sangat indah.
Kalau bolanya dibelah dengan energi pedang, panasnya akan menutup jalan tersembunyi ke obat ini, mencegah Pil Demon Essence untuk keluar.
Itu adalah hadiah yang diberikan hanya pada mereka yang membelahnya dengan pedang, bukan dengan energi pedang.
Di situasi dimana energi dalam adalah kekurangan terbesarku, Pil Demon Essence benar-benar hadiah dari surga.
“Senang bertemu denganmu, Pil Demon Essence! Terima kasih, ayah! Terima kasih pak tua dari surga!”
Tanpa ragu, aku duduk dan langsung mengonsumsi Pil Demon Essence-nya.
Obat itu meleleh dalam mulutku, menyebarkan aroma yang membuat geli di sekujur tubuhku.
Energi kuat mengalir di dalam semua pembuluh darahku. Aku mulai menyerap energinya sambil fokus pada metode kultivasi mentalku.
Karena telah mengonsumsi beragam obat ajaib di kehidupanku yang dulu, tidak sulit bagiku melarutkan dan menyerap obatnya. Berkat karakteristik fisik unik dari tubuh seniman bela diri surgawi, aku bisa menyerap energi lebih banyak daripada orang biasa.
Larut dalam keadaan ini, aku melakukan sirkulasi energi dan latihan pernapasan. Setelah dua jam, akhirnya aku membuka mataku.
Energi spiritual dari Pil Demon Essence terserap ke dalam pembuluh darahku seperti hujan setelah kekeringan, dan melalui beberapa putaran sirkulasi energi dan latihan pernapasan, energi itu tersimpan dalam dantian-ku sebagai energi dalam yang murni.
Aku berdiri dan mengumpulkan tenagaku.
Swaaeaeak! Bang!
Suara tinjuanku berbeda dari sebelumnya. Suara membelah anginnya lebih segar, dan dampaknya kebih kuat seperti bisa meledakkan gendang telingaku. Aku merasakan kebahagiaan dari kekuatan yang tak sebanding dengan sebelumnya.
“Hahahahaha!”
Tawaku yang tak terkendali menggema di gua batu.
‘Ah, mungkinkah?’
Apakah pelajaran tentang melepaskan energiku di perburuan saat itu dimaksudkan untuk membantuku mengerti bagaimana mengidentifikasi garis potongan pada bola besi ini? Mungkin ayah juga berhasil memotongnya dengan cara yang sama?
Tapi kemudian aku menggelengkan kepalaku. Tidak peduli seberapa spesial ayahku, dia tidak bisa memprediksi bahwa aku akan memasuki Gua Heavenly karena Blood Heaven Sword Demon. Atau mungkin dia sudah mengantisipasi aku akan kesini pada akhirnya…
Baik dia ingin aku mendapatkan Pil Demon Essence atau untuk menjaga kehormatan Blood Heaven Sword Demon, berkat ayah, aku mendapatkan kesempatan besar.
‘Terima kasih, ayah.’
Aku mensirkulasi energiku di dalam tubuhku untuk mengatur tubuh dan pikiranku, kemudian lanjut ke tahap berikutnya.
Dengan demikian, aku tiba di gerbang ketiga.
1. Bedakan antara kehidupan dan kematian.
2. Jika gagal, kesempatan lain akan diberikan dalam lima hari.
3. Jika sudah siap, berdiri di dalam lingkaran merah.
Membedakan antara kehidupan dan kematian? Gerbang macam apa ini?
Terlebih lagi, rentang waktu pengulangannya berkurang jadi lima hari. Entah mengapa, aku merasa ini bukan sesuatu yang harus disyukuri.
Segera setelah aku melangkah masuk ke lingkaran merah, sebuah meja muncul dari lantai.
Ketika aku melihat apa yang ada di atas meja, senyuman terukir di wajahku.
Ada sepuluh tanaman di sana. Gerbang ini tentang membedakan antara tanaman obat dan tanaman beracun.
Dalam dunia bela diri, sering dikatakan untuk waspada pada orang tua, anak-anak, dan wanita, tapi kenyataannya, yang paling berbahaya adalah racun. Kau tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman dari orang lain dengan ceroboh, dan kalau kau tidak punya pilihan selain memakannya, kau harus selalu menggunakan jarum perak untuk memeriksa racun.
Jadi, walaupun semua orang tahu bahaya dari racun, berapa yang benar-benar mempelajari cara membedakan tanaman beracun? Mereka yang telah mempelajarinya pasti senang, tapi yang belum akan kesulitan.
Aku berada di kategori pertama. Sebelum regresiku, aku telah memberitahu Gwi Ryeongja:
-Aku bangga berkata bahwa aku adalah ahli dalam mendaki gunung, berenang, menyelam, dan berkemah. Aku bisa menggambar peta Dataran Tengah dengan mata tertutup.
Aku telah berkelana ke setiap sudut Dataran Tengah ketika mencari Intisari Ikan Mas berusia 1000 tahun. Apa bisa aku hanya ahli dalam berenang dan menyelam? Aku bisa membedakan segala macam tanaman obat dan beracun serta tahu efek mereka secara rinci. Kalau pengoleksi tanaman biasa menunjukkan tanaman padaku, aku bisa dengan mudah bilang pada mereka untuk memetik bunga lonceng saja.
Maka dari itu, tidak perlu melihat catatan yang ditinggalkan ayahku.
Dengan percaya diri, aku mengambil salah satu tanaman. Di antara sepuluh tanaman beracun, hanya itu yang tidak beracun.
Lalu, mejanya turun lagi, dan meja baru dengan tanaman berbeda naik.
Kali ini, ada sepuluh tanaman berbeda dari set sebelumnya.
“Ah!”
Untuk mencegah seseorang dari lolos secara kebetulan, ujian ini memerlukan identifikasi dengan benar dua kali berturut-turut.
Aku bisa membayangkan sesulit apa ujian ini.
Coba pikirkan.
Kau harus benar dua kali, dan ada sepuluh pilihan tiap kali. Sebesar apa peluang untuk memilih yang benar secara berturut?
Kalau kau menebak secara acak, kau mungkin akan memilih tanaman beracun sepanjang hidupmu kalau kau tidak beruntung.
‘Pada akhirnya, kau harus memakannya untuk tahu dengan pasti.’
Itu terlihat seperti jawaban yang benar; jumlah tanaman beracun diatur cukup agar aku tidak mati. Tentu saja, kalau aku terkena racun, aku akan menderita selama beberapa hari.
Meski begitu, metode ini terbaik. Kalau aku beruntung dan cepat menemukan tanaman obatnya, aku akan cepat keluar; kalau tidak beruntung, akan lebih lama.
Aku mengambil tanaman tidak beracun dari kelompok kedua. Aku agak berekspektasi akan ada kelompok tanaman ketiga, tapi mereka tidak sekejam itu.
Segera setelah aku memilih tanaman obat yang benar dari kelompok kedua, pintu ke tahap selanjutnya terbuka.
Apa ada orang lain yang berhasil menemukan tanaman tidak beracun berturut-turut sepertiku? Seorang penantang yang suka racun mungkin berhasil dalam sekali coba, tapi kebanyakan akan menderita lama sekali.
Penasaran tentang apa yang ayahku tulis, aku pergi ke dinding dimana para pendahuluku meninggalkan jejak mereka.
-Sial! Kalau begini, aku bisa-bisa jadi pria beracun.
-Orang bodoh mana yang memikirkan ujian ini? Sesering apa kami bertemu dengan tanaman beracun dalam kehidupan sehari-hari kami?
-Pasti ada petunjuk untuk mengidentifikasi tiap tanaman obat. Kita perlu mempelajarinya.
-Aku sudah tidak menghitung berapa kali aku gagal. Haruskah kumakan saja semua racun ini lalu mati? Bahkan pil biji-bijian makanan rasanya seperti racun sekarang.
-Seharusnya kuperhitungkan dengan benar sejak awal. Aku menyesal mempercayai instingku.
-Sukses pada percobaan ke sembilan puluh enam. Air mata membutakanku!
-Aku terlalu banyak makan racun sampai kehilangan banyak rambut.
Di paling bawah adalah tulisan ayahku.
-Bodoh! Jangan percaya keberuntungan.
Aku bisa menebak. Ayah telah mencoba tanaman beracunnya satu per satu di percobaan pertamanya, mengingat setiap tanaman. Dia langsung mengerti bahwa mengandalkan keberuntungan pada akhirnya hanya buang-buang waktu.
Dia bilang dia keluar setelah dua bulan.
Meski dia menyarankan jangan percaya keberuntungan, sepertinya ayahku cukup beruntung di ujian ini. Atau dia mungkin punya sedikit pengetahuan tentang tanaman beracun dan mengecualikan beberapa tanaman obat dari awal.
“Untungnya, aku dan ayah menyelamatkan rambut kami.”
***
Percobaan keempat adalah yang terakhir. Di tugu batunya terukir “Ujian Terakhir”.
1. Selamat dari Illusionary Formation of Life and Death
2. Kalau kau mati di dalam formasi, kau mati di dunia nyata.
3. Jika sudah siap, ambil langkah ke dalam lingkaran merah.
Mengejutkan, ujian dimana kegagalan berarti kematian muncul.
Illusionary Formation of Life and Death.
Sebuah formasi dimana mati di dalam berarti benar-benar mati.
Kali ini, tulisan yang ditinggalkan leluhur adalah kalimat mereka yang berhasil bertahan hidup.
-Itu adalah pertarungan yang benar-benar sulit. Suatu hari nanti, saat aku menjadi Heavenly Demon, aku akan mencari dan membunuh orang yang menciptakan Illusionary Formation of Life and Death.
-Itu sangat menyeramkan dan melelahkan.
-Sialan! Siapa yang menciptakan formasi seperti ini?
-Sepanjang hidupku, aku takkan masuk ke dalam Illusionary Formation of Life and Death lagi.
Di antara ini, ada tulisan ayahku juga. Kali ini, tidak ada umpatan, hanya sebuah nasihat.
-Jangan istirahat.
Tentu saja, itu petunjuk untuk ujian ini, tapi rasanya seperti dia memberiku nasihat untuk seluruh hidupku. Mungkin karena ini ujian terakhir.
‘Iya, aku akan melanjutkan tanpa istirahat.’
Setelah melakukan sirkulasi qi dengan tenang untuk mengisi kekuatan dalamku, aku masuk ke dalam lingkaran merah.
Saat aku berdiri di dalam lingkaran, Illusionary Formation of Life and Death diaktifkan, dan sekitarku mulai berubah.
Kemudian, aku menemukan diriku berdiri di tengah gurun.
Pasir mengalir di antara jari-jemariku, pepohonan dengan daun kering, bahkan serangga yang menempel di batu, semuanya terlihat nyata. Tidak, terasa nyata.
“Formasi kelas atas memang menakjubkan.”
Aku merasa penasaran pada misteri ini. Bagaimana bisa tercipta ilusi yang sangat realistis begini? Ini membuatku sadar bahwa memang ada orang-orang jenius di dunia ini.
Lalu itu terjadi.
Dengan angin yang membawa pasir, para prajurit mulai muncul. Mereka adalah ilusi yang diciptakan formasi, tanpa mata, hidung, atau mulut di wajah mereka.
Ada 30 prajurit.
Mereka ilusi, tapi memiliki substansi. Seperti batu yang kusentuh tadi, pedang mereka pasti juga nyata.
Para ilusi mengelilingiku, memancarkan aura membunuh. Bahkan seseorang yang terlatih dalam seni bela diri akan mundur jika mereka kekurangan pengalaman bertarung nyata. Rasa takut akan tertusuk di punggung dan tekanan dari banyaknya musuh lebih besar dari yang siapa pun kira.
Tentu saja, aku sudah melawan lebih banyak musuh sebelumnya. Terlebih lagi, karena mereka bukan manusia, aku merasa lebih tenang.
Aku menerjang cepat ke depan, bergerak gesit di antara mereka.
Thud! Thud!
Mulai dengan menusuk dada ilusi di kiri dan kananku secara bergantian, pertarungan pun dimulai.
Aku menyerang tanpa ampun, menusuk leher dan perut mereka, mematahkan lengan mereka, dan menghancurkan kepala mereka. Karena mereka bukan manusia, aku tidak merasa menyesal.
Aku menghindari serangannya dan menyerang balik. Terkadang aku menyerang tanpa energi dalam, dan kadang kulapisi seranganku dengan energi dalam. Karena lawan tidak lelah, aku bisa memakai beragam teknik.
Ketika mereka mati mereka meledak dengan suara ‘bang’, dan tiap kali aku mendengar suara itu, aku merasa lega.
Setelah mengalahkan 30 ilusi yang pertama muncul, aku diberi sedikit waktu istirahat.
Saat aku ingin cepat-cepat meregulasi pernapasanku, tulisan ayah terlintas di benakku.
“Jangan istirahat.”
‘Ah, jadi ini maksudnya.’
Petuah ayahku adalah untuk tidak memulihkan energi dalamku di waktu istirahat dan terus bertarung. Itu adalah nasihat untuk menggunakan energi dalamku dengan baik dan bertarung seakan ini nyata.
Di pertarungan nyata, tidak akan ada waktu untuk memulihkan energi dalamku seperti sekarang. Ini adalah kesempatan unik untuk melatih kontrol energi internalku dalam skenario pertempuran.
‘Meski begitu, ini adalah Illusionary Formation of Life and Death, dimana hidup dan mati itu penting. Jangan istirahat? Sungguh petuah ayah sekali.”
Mengikuti nasihat ayah, aku menunggu tanpa memulihkan energi dalamku.
Setelah waktu yang diperlukan untuk satu putaran sirkulasi energi telah terlalui, ilusi selanjutnya muncul.
Kali ini, ada 20. Meski jumlahnya berkurang, mereka lebih kuat dari yang sebelumnya. Pergerakan mereka jauh lebih cepat, dan mereka menggunakan seni bela diri berlevel lebih tinggi. Terlebih lagi, kali ini mereka memakai berbagai senjata, termasuk pedang, busur dari jauh, bahkan senjata tersembunyi.
Pertarungan itu hampir membunuhku, tapi sejujurnya, aku merasa semangat. Ini pengalaman mirip pertarungan nyata pertama sejak regresiku.
‘Terlalu lambat! Majulah lebih cepat!’
Aku menginjak bahu mereka sambil bergerak, menepis belasan senjata tersembunyi yang terbang ke arahku. Aku menggunakan ilusi yang kutaklukkan sebagai tameng untuk bertarung dan bahkan menutup mataku untuk menghadapi mereka.
Bahkan setelah pertarungan kedua selesai, aku tidak meregulasi pernapasanku. Aku tidak tahu ada berapa tahap yang tersisa, tapi aku bertarung dengan niat menggunakan setengah dari sisa energi dalamku.
Ilusi kelompok ketiga muncul.
Kali ini, ada 10 ilusi.
Aku yakin ini yang terakhir. Menilai dari momentum ilusi yang sekarang, ini adalah batas yang bisa dihadapi penantang.
Pasti banyak penantang yang meninggal di sini.
Memang, musuh yang muncul kali ini jauh lebih kuat dan cepat daripada dua kelompok sebelumnya.
Malah, aku merasa sedih.
‘Apa sudah berakhir?’
Aku ingin bertarung lagi.
Aku berlatih menghindari serangan ilusi sambil melewati mereka.
Dan ketika kuputuskan sudah waktunya untuk mengakhiri ini, aku menyelesaikannya dengan luar biasa.
Karena aku yakin itu pertarungan terakhir, aku menuangkan segala kekuatanku.
Pedangku menciptakan goresan yang mempesona. Dari pengalamanku dulu, Soaring Sword Art dievaluasi berbeda-beda tergantung dari lawannya. Pada akhirnya, seni bela diri tetap sebagus pemahaman penggunanya. Semakin rendah keterampilan lawan, semakin mereka meremehkannya sebagai teknik pedang penuh gaya. Namun, semakin tinggi keterampilan lawannya, semakin mereka takjub oleh variasi tanpa batas seven sword style serta kedalaman di balik penampilan luar yang memukau.
Ketika teknik akhir Soaring Sword Art terlaksana secara urut, sepuluh ilusi gugur satu persatu. Mereka adalah ilusi terkuat di formasi namun musnah paling cepat dan spektakuler. Pemandangan para musuh meledak terlihat seperti kembang api.
Dengan hilangnya ilusi terakhir, formasi Illusionary Formation of Life and Death rusak.
Levelku sangat tinggi sampai situasi darurat yang ayah niatkan tidak menjadi nyata. Tapi itu pertarungan yang menyegarkan, dan aku merasa amarah yang terkumpul di dadaku meluruh.
Ya, bahkan hal ini memiliki makna yang cukup untukku.
Ketika Illusionary Formation of Life and Death menghilang, sebuah pintu menuju keluar terbuka, dan tugu batu berdiri di sisinya.
1. Dorong tugu ini ke samping untuk keluar
2. Selamat telah melewati ujian dengan selamat
Kami harap kau menggunakan kekuatanmu untuk perkembangan dan hidup Kultus Heavenly Demon.
Dengan begini, berakhirlah ujian Gua Heavenly.
Cukup mengejutkan, aku menyelesaikan ujian Gua Heavenly hanya dalam satu hari.
Saat berita ini menyebar, Kultus utama mungkin akan ribut. Ayahku memakan waktu dua bulan, tapi aku keluar hanya dalam satu hari? Akan ada lebih banyak yang tidak percaya daripada yang memuji.
Gu Pyungho, yang bertarung denganku, mungkin akan berbusa mulutnya, mengatakan bahwa aku curang. Ayahku dan Delapan Demon Supremes juga akan mencari tahu bagaimana bisa aku keluar hanya dalam satu hari. Akan ada banyak masalah merepotkan.
Pada akhirnya, aku memutuskan untuk tidak keluar.
Ya, aku akan latihan.
Aku akan berlatih di sini. Untuk menjaga kehormatan ayahku, aku akan tinggal di sini tepat seratus hari sebelum pergi.
Untungnya, ada banyak latihan yang harus kulakukan, dan ada lebih banyak Pil biji-bijian makanan yang menjijikkan.
Aku akan berlatih! Menahan kesendirian dan mengunyah pil biji-bijian makanan yang terkutuk.
0 Comments