Header Background Image
    Light Novel Bahasa Indonesia

    Absolute Regression Chapter 4


    Kembali ke kamar ku, aku berdiri di depan cermin perunggu.

    Pantulan diriku yang masih muda sungguh cerah dan penuh kehidupan. Aku merasa aku bisa seharian menatap cermin ini saja.

    Setelah menikmati penampilan muda ku selama beberapa saat, aku tiba-tiba teringat Hwa Moogi.

    Apa yang dilakukan orang itu saat ini?

    Apa dia melakukan latihan seperti neraka di suatu tempat untuk menjadi lebih kuat?

    Kalau aku bisa menemukan dia dan membunuhnya sebelum dia jadi lebih kuat, itu akan jadi solusi yang mudah. Masalahnya adalah menemukan Hwa Moogi tidaklah mudah. Dia muncul di dunia bela diri seperti dijatuhkan dari angkasa, dan setelah mencapai Tri-peak, dia mengisolasi dirinya sendiri dari dunia bela diri. Maka dari itu, tidak ada informasi tentangnya yang diketahui. Terlebih lagi, mengirim orang menyeberangi dataran tengah untuk menemukan seseorang bernama Hwa Moogi bisa saja memicu tindakan tak terduga darinya, membuat itu jadi percobaan penuh resiko.

    Pada akhirnya, solusi terbaik adalah aku harus jadi lebih kuat dari Hwa Moogi.

    Untungnya, surga memberiku cukup waktu untuk menyiapkan diri. Aku akan menggunakan waktu sebagai rekanku untuk tumbuh lebih kuat.

    Apa karena aku memikirkan Hwa Moogi? Energi dalam di danjeon-ku memberi respon dan bergerak.

    Racun pemecah energi sudah menghilang dalam tubuhku seperti tidak pernah ada di sana. Karena tidak anda tanda keracunan setelah duel, sepertinya Gu Pyungho telah memperoleh penawar yang sesuai.

    Benar, dia berani mencoba meracuni keturunan Heavenly Demon dengan racun pemecah energi.

    Tenggelam dalam pikiran, aku memanggil nama seseorang yang paling ku hargai dalam hidupku.

    “Lee Ahn.”

    Suara ceria menjawab dari luar pintu.

    “Ya, tuan muda.”

    “Masuklah.”

    Pintu terbuka, dan seorang wanita muda masuk. Dia sangat besar sampai pakaian bela dirinya seperti akan robek. Istilah ‘kelebihan berat badan’ tidak begitu menangkap ukurannya; ‘obesitas’ lebih cocok.

    Dia adalah Lee Ahn, pengawal pribadi ku.

    Dulu aku tidak tahu. Aku tidak tahu bahwa ukuran tubuhnya yang besar adalah karena seni bela dirinya. Tidak, itu semua karena aku.

    Full Body Petrification Technique.

    Itu adalah teknik rahasia yang membuat tubuhnya sekeras batu untuk sementara, kemampuan rahasia yang diwariskan kepadanya. Ukuran tubuhnya yang besar adalah efek samping fatal dari seni bela diri ini.

    Aku melihatnya melalui cermin dan bertanya.

    “Bagaimana penampilan ku?”

    Di cermin, dia menjawab dengan ceria.

    “Anda lelaki paling tampan di Jianghu.”

    Suara Lee Ahn sangat nyaman didengar. 

    Aku yakin kalau ada kompetisi di dataran tengah untuk suara terbaik, dia pasti akan menang.

    “Itu membosankan.”

    “Pertanyaan dari orang yang memberi saya gaji bulanan selalu memiliki jawaban tetap.”

    Suaramu bukan satu-satunya yang bagus tentangmu; sifatmu juga sangat ceria.

    Lee Ahn, matanya bertemu denganku melalui cermin dan bertanya.

    “Kenapa anda melihat saya begitu?”

    Hari itu, aku selamat berkat Lee Ahn.

    Dia melempar dirinya sendiri untuk menahan energi pedang Hwa Moogi, yang dimaksudkan untuk membunuhku.

    Energi pedang Hwa Moogi menusuk menembus skill body petrification-nya, namun dalam prosesnya, itu sedikit membelokkan arahnya. Makanya energi itu sedikit saja meleset dari jantungku.

    Hwa Moogi tidak memeriksa apa aku benar-benar mati. Dia tidak akan menyangka bahwa serangannya meleset. Pengorbanan Lee Ahn dan kesombongan Hwa Moogi menyelamatkanku.

    ‘Terima kasih, Lee Ahn.’

    Dia selalu siap mengorbankan hidupnya untukku, tapi dulu, aku hanya menganggapnya pengawal saja. Aku menganggapnya biasa saja, seperti kita sering lupa menghargai udara yang kita hirup.

    “Anda bertarung dengan baik di duel hari ini. Itu sangat luar biasa.”

    Aku menoleh padanya, tidak hanya di cermin, tapi benar-benar melangkah perlahan mendekatinya.

    Ada perbedaan antara Lee Ahn di ingatanku dengan Lee Ahn yang sebenarnya.

    ‘Dia lebih tinggi dari yang ku kira.’

    Aku menatapnya dalam diam, mengingat penampilannya di masa kecil.

    Dia memiliki mata yang lembut, hidung menonjol, dan wajah seperti boneka yang sangatlah cantik saat dia tersenyum. Semua orang berkata bahwa dia akan tumbuh menjadi wanita paling cantik di dunia.

    Anak gadis cantik itu suatu hari muncul menjadi tembam. Dulu aku tidak tahu seberapa banyak dia menangis dan bagaimana matanya bengkak karena dia menjadi sangat berat.

    Gadis muda itu dulu juga berkata padaku, dengan mata yang sama yang dia miliki hari ini.

    ‘Tuan muda, saya akan melindungi anda.’

    Apa yang mungkin dirasakan gadis itu?

    Kejahatannya hanyalah terlahir dalam Kultus Demon dan tumbuh sebagai prajurit pengawal. Harga yang dia bayar terlalu mahal.

    Dia menyerahkan penampilan yang akan membuatnya menjadi wanita tercantik di dunia, tapi apa aku pernah menghibur hatinya? Mungkin aku mulai memperlakukannya dengan dingin setelah dia menjadi gemuk. Aku tidak begitu ingat kenangan kami bersama.

    Di sisi lain, dia menjaga janjinya. Dia melemparkan tubuhnya yang besar untuk menahan energi pedang itu, dan berkat dia, aku hidup.

    Kurasa menyelamatkan Lee Ahn saja membuat regresi ini bermakna.

    ‘Lee Ahn. Aku akan berjanji juga. Aku pasti akan menghapuskan efek samping dari petrification skill.’

    Tiba-tiba aku berkata padanya.

    “Kita seharusnya tidak terlalu dekat.”

    Dia bertanya dengan wajah bingung, 

    “Huh? Kenapa?”

    “Membangun rasa suka dengan prajurit pengawal sama saja seperti memberi mereka motivasi untuk mati menggantikan aku, kan? Itu licik sekali.”

    “Apa yang anda bicarakan? Wajar saja saya melindungi anda, tuan muda.”

    “Tidak ada yang namanya ‘pengorbanan yang wajar’. Itu harus selalu dirimu sendiri dulu, lalu keluargamu, lalu orang yang kamu jaga. Aku mau seseorang yang rasional begitu yang melindungiku.”

    Lee Ahn tidak ragu sedetikpun.

    “Itu tidak mungkin. Bagi saya, anda duluan, dan kedua, tetap anda. Lagi pula, saya tidak punya keluarga.”

    Aku bahkan tidak bisa mengukur kesetiaannya padaku.

    “Anda agak aneh hari ini.”

    “Mau lihat sesuatu yang lebih aneh? Ayo.”

    “Kemana?”

    “Membalikkan meja makan.”

    Aku mengumpulkan semua orang di dapur, termasuk kepala koki, Koki Lim.

    Dari mereka yang berbaris, aku memanggil asisten koki yang sudah bekerja di sini selama tiga tahun.

    “Kenapa kau melakukan itu?”

    “Apa maksud anda?”

    “Kenapa kau memasukkan racun pemecah energi dalam makananku?”

    Semua orang terkejut pada perkataanku.

    “Tidak, itu bukan saya!”

    Satu hal yang bagus tentang regresi adalah aku tidak perlu mencari tahu isi hati seseorang. Aku sudah tahu kenapa dia meracuni makananku. Dia memiliki hutang judi. Sudah menghabiskan uang orang tuanya dan teman-temannya, dia berani pula meracuni makanan keturunan Heavenly Demon. Judi bisa semengerikan itu.

    “Kau mengambil tiga ribu nyang dan berjudi lagi, kan?”

    Si asisten koki tersentak dan jatuh berlutut.

    “Tolong ampuni saya. Saya membuat kesalahan besar, terdorong oleh kerakusan saya atas uang.”

    “Apa Gu Pyungho sendiri yang mendatangimu dan memberimu uang?”

    “I-iya.”

    Ketika dia mengakuinya, aku memenggal kepalanya dengan satu gerakan cepat.

    Swish!

    Itu adalah pembunuhan pertamaku sejak regresi, tapi aku tidak merasakan apa-apa. Aku sudah menjalani hidup dimana aku membunuh semua yang kuanggap jahat tanpa ampun. Membunuhnya tanpa rasa sakit adalah ampunan terakhir yang kuberi padanya.

    Bahkan di hidupku sebelum regresi, dia mati hari ini. Di malam turnamen seni bela diri, dia ditusuk dan dibunuh di tempat perjudian. Kemungkinan itu hasil kerja pembunuh bayaran yang dikirim Gu Pyungho untuk membungkamnya.

    Meracuni makanan adalah suatu hal yang tidak bisa dimaafkan. Satu pengampunan bisa mendorong percobaan lain.

    “Racun dalam makanan, apalagi dari seorang koki!”

    Koki Lim berlutut dengan ekspresi penuh kesedihan.

    “Saya sungguh mohon maaf, tuan muda.”

    “Kenapa kau melakukan ini? Lututmu tidak sehat.”

    “Semuanya adalah tanggung jawab saya.”

    “Dari mana salahmu, Koki Lim? Itu salah yang memberi racun.”

    “Apa pun yang terjadi dalam dapur adalah tanggung jawab saya.”

    Aku membantunya berdiri.

    “Lim Suksoo. Kalau sesuatu yang tidak adil terjadi di Kultus kita, apa itu tanggung jawab ayahku?”

    “Apa? Tidak, tentu saja tidak.”

    “Lalu kenapa Lim Suksoo mengambil tanggung jawab itu sendiri? Berhenti mengatakan hal yang tidak perlu dan siapkan mi ayam untuk makan malam! Sudah lama aku menginginkannya.”

    Sudah berapa puluh tahun sejak aku terakhir makan mi ayam?

    “Tapi anda baru saja makan itu kemarin lusa.”

    “Lim Suksoo, aku masih memegang pedang di tanganku. Ada tetesan darah.”

    “S-saya akan menyiapkan mi ayam paling enak dan menyajikannya!”

    Ketika aku meninggalkan dapur, Lee Ahn yang dari tadi menunggu di luar langsung berkata.

    “Maafkan saya. Itu salah saya sebagai ketua keamanan.”

    “Kenapa kalian semua semangat sekali mengambil tanggung jawab? Apa kalian menderita sindrom tanggung jawab?”

    “Saya akan memastikan ini tidak akan terjadi lagi.”

    “Cukup. Sebarkan insiden ini ke seluruh bagian Kultus. Katakan pada mereka Gu Pyungho merancang ini, dan aku memenggal koki yang meracuni makanannya.”

    “Sisi Blood Heaven Sword Demon akan membantah itu.”

    “Biarkan. Ada terlalu banyak mata dan telinga di sini yang melihat dan mendengar.”

    Karena semua petugas dapur menyaksikannya, membantah itu akan sia-sia.

    “Kalau mereka melakukan sesuatu yang kotor, mereka harus punya reputasi buruk. Sebarkan seluas mungkin! Bahkan para anjing di Kultus harus menggonggong ‘Racun pemecah energi, racun pemecah energi’!”

    “Dimengerti.”

    “Ayo pergi.”

    Lee Ahn yang mengikutiku, bicara dengan hati-hati.

    “Oh… anda benar-benar berbeda hari ini.”

    Karena dia yang telah melayaniku paling dekat, dia yang pertama melihat perubahanku.

    “Anda membuat lelucon, dan tindakan serta ucapan anda berbeda juga.”

    “Aku memutuskan untuk menjalani hidup yang berbeda mulai hari ini.”

    “Tiba-tiba?”

    “Iya, tiba-tiba. Aku tidak percaya orang berubah sedikit demi sedikit setiap harinya. Mereka semua langsung berubah ketika ada pemicu. Karena itu sulit dan tidak sering terjadi, sering dikatakan bahwa orang tidak bisa berubah, kan? Ayo pergi.”

    Tanpa memberinya kesempatan untuk bertanya apa pemicu itu, aku melangkah maju lagi.

    ***

    “Apa kalian benar-benar membutuhkan semua ini?”

    Lee Ahn menatapku dengan takjub saat melihat barang-barang yang ku siapkan untuk perburuan dengan ayahku.

    Aku mengangguk sambil hati-hati mengemas barang dalam kantung kulit besar.

    “Kami membutuhkannya.”

    “Saya tidak tahu anda sangat berpengetahuan dalam kemah, tuan muda.”

    Lee Ahn, tidak ada orang di Kultus kita yang berkemah sebanyak aku.

    “Karena aku pergi dengan ayah, aku harus bersiap dengan baik.”

    “Saya harap anda bersenang-senang.”

    “Apa itu akan terjadi?”

    Itu bukan hanya basa-basi. Aku percaya diri dalam banyak hal, tapi hubunganku dengan ayahku bukanlah salah satunya. Terutama karena aku hidup jauh lebih lama dari usia ayahku saat ini… aku bahkan lebih tidak percaya diri.

    “Anda harus membuat itu terjadi. Itu akan terjadi.”

    Lee Ahn tersenyum saat dia mengucapkan selamat malam padaku.

    “Semoga mimpi indah malam ini.”

    Namun, aku tidak tidur nyenyak malam ini.

    Aku mimpi buruk. Dalam mimpi itu, aku masih mencari bahan-bahan untuk Great Regression Technique. Bahan-bahannya tidak ada di tempat mereka seharusnya berada, jadi aku berkelana lagi, mencari semuanya.

    Lalu aku mendengar suara Lee Ahn.

    “Tuan muda, apa anda baik-baik saja?”

    Aku pasti berteriak dalam tidurku.

    “Aku tidak baik-baik saja. Itu mimpi yang menjijikkan.”

    “Mimpi macam apa itu?”

    “Bayangkan kamu mengulang dari awal sebagai seniman bela diri peringkat terendah.”

    “Oh! Tolong, bunuh saja saya.”

    Aku duduk di ranjangku dan melihat ke cermin yang bersandar di dinding. Seperti untuk mengingatkanku bahwa itu hanyalah mimpi, aku melihat diriku yang masih muda terpantul di cermin.

    Melihat wajah mudaku, aku jadi lebih semangat.

    Ya, kalau aku bisa menyapa pagi hari seperti ini, tidak masalah kalau aku bermimpi buruk setiap malam.

    “Anda terlihat tegang.”

    “Aku akan menghabiskan waktu dengan orang yang lebih menyeramkan daripada harimau.”

    “Kalau itu saya, saya tidak akan bisa bernafas dengan benar.”

    “Aku akan membersihkan diri. Siapkan pakaian baru untukku.”

    “Baik.”

    Di kehidupan ku yang dulu, kapan pun hidup sulit, aku sering membayangkan apa yang akan kulakukan kalau aku kembali. Pikiran itu saja bisa mengangkat semangatku dan membantuku menahan rasa sakit.

    Tapi dalam imajinasi yang tak terhingga itu, tidak sekali pun aku membayangkan akan berburu dengan ayahku di hari kedua setelah aku kembali. Entah pilihan instingku benar atau tidak akan ketahuan setelah perburuan ini berakhir.

    Setelah menyelesaikan semua persiapan, aku menyampirkan kantung kulit besar di bahuku dan perlahan berjalan ke Paviliun Heavenly Demon, di mana ayahku menunggu.


    You can support the author on

    0 Comments

    Note