[ HTL ] Chapter 6: “Kalau Aku Menjadi Heavenly Demon”
by cheeerishmeAbsolute Regression Chapter 6
Aku bangun di pagi buta, mengemas semua barang-barangku, dan bicara pada ayah.
“Kita sebaiknya kembali sekarang.”
“Kau pikir kau mau kemana? Karena kau keluar berburu dengan Heavenly Demon, paling tidak kita harus menangkap seekor harimau sebelum kita pergi.”
Itu tidak hanya tentang menangkap harimau. Itu artinya dia tidak merasa waktu yang dia jalani denganku tidak menyenangkan.
“Syukurlah.”
“Apa?”
“Aku sudah membuat persiapan untuk hari kedua juga.”
“Berhenti bicara omong kosong dan pimpin jalannya.”
“Siap.”
Ayah dan aku berjalan lebih jauh ke dalam hutan.
Berapa lama kami berjalan begitu?
Ayah bicara padaku.
“Tutup matamu lagi.”
“Baik.”
“Targetnya seratus jang[1] di kanan.”
Itu lebih jauh dari yang kemarin.
“Kali ini, rasakan anginnya.”
“Aku bisa merasakannya.”
Lagi-lagi ayah memberitahuku sesuatu yang tidak pernah kudengar sepanjang hidupku.
“Salurkan energimu ke angin.”
Sejak aku mulai belajar seni bela diri, aku tidak pernah berpikir untuk menyalurkan energiku ke angin. Tidak ada yang pernah mengajariku melakukan itu. Tidak ada manual seni bela diri yang pernah menyebutkan hal semacam ini.
Tentu saja, mengetahui sesuatu dan bisa melakukannya adalah dua hal yang berbeda.
“Pertama, pancarkan energimu.”
Dengan berhati-hati, seperti saat aku mencari babi hutan kemarin, aku memancarkan energiku.
“Kalau kau melakukan ini dengan pelan dan hati-hati, itu hanya akan jadi trik biasa. Untuk menggunakannya di pertarungan nyata, kau harus memanjangkan energimu sampai pangkalnya secepat mungkin.”
Tapi tidak mudah menyalurkan energiku ke angin. Aku bisa merasakan angin serta energiku, tapi bagaimana aku harus menggabungkan dua keberadaan yang berbeda ini?
Terlebih lagi, angin yang ayah bicarakan bukan angin kencang. Dia membicarakan angin di sekitar kami. Aku harus mencari arus aliran angin di hadapanku dan menyalurkan energiku ke sana.
Bahkan setelah meraba-raba lama sekali, ayah tidak berkata apa-apa. Dia tidak memberiku arahan ataupun mendesakku. Dia hanya berdiri di sana dengan kedua tangan di punggungnya, menatap pegunungan yang jauh.
Kenapa kita bisa melihat kehidupan seseorang di punggung mereka? Dari punggung ayah, aku harusnya merasakan kekuatan dari makhluk absolut, tapi malahan yang kurasakan hanyalah kesepian dan pengasingan.
“Tidak buruk.”
“Maaf?”
Pada momen itu, energi yang ku pancarkan tiba-tiba memotong seratus jang ke kanan.
‘Apa! Kapan energiku mencapai sejauh itu?’
Menatap kosong pada punggung ayah pasti membuatku tanpa sadar menyalurkan energiku ke angin. Karena aku mendapatkan wawasan dari hidupku sebelumnya, yang terlihat sulit bisa ku capai dengan mulus.
“Aku melakukannya tanpa sadar.”
Ayah menatapku dengan wajah yang entah mengapa gelisah. Baik itu kebetulan atau keberuntungan, itu bukan sesuatu yang bisa terjadi dengan mudah.
Lalu, ayah bicara seakan itu bukan apa-apa.
“Tidak penting. Bajingan itu sudah lari jauh.”
Ketika matahari mulai terbenam, kami bertemu makhluk yang tadi kami lewatkan.
“Itu bajingan yang tadi!”
Aku tidak tahu, tapi pasti benar karena ayah yang bilang. Kan aku tidak bisa melihatnya. Luar biasa sekali ayahku bisa mengidentifikasi ukuran dan aura sesuatu seakurat itu dari jarak jauh.
“Posisinya sejauh 150 jang. Gunakan angin untuk menemukannya.”
Aku coba lagi untuk mengirim energiku, mencoba membawanya di angin.
Karena tadi aku sudah berhasil tanpa sadar, ini tidak begitu sulit untuk level ku. Pada akhirnya, semua bergantung pada pikiran.
Aku mencoba begini dan begitu.
Lalu aku tiba-tiba sadar.
Aku hanya mencoba meletakkan energiku di angin. Itu masalahnya. Tindakan meletakkannya dengan sengaja.
Aku mengirim energiku dengan angin. Seperti berjalan beriringan dengan teman, aku mengirim energiku dengan perasaan berbaur dengan angin.
Terbang sebagai energi yang terpisah energiku dan energi angin mulai terjalin seperti dua naga saling melilit.
‘Ah! Ini dia!’
Aku mengerti bahwa membawa energi angin tidak seperti orang mengendarai kuda, tapi melilit dengannya.
Sssssst.
Energiku yang dibawa angin dengan cepat mencapai kejauhan 150 jang.
Ketika aku memastikan apa itu, raungan keras harimau terdengar dari kejauhan. Aku tersentak, dan energi yang kukirim terputus paksa.
“Itu benar-benar harimau!”
Aku terkejut karena harimaunya, dan ayah terkejut karena aku. Mungkin dia tidak mengira aku akan menguasai ajaran ini secepat itu.
Ayah, ini hanya permulaan. Aku ingin berjalan santai di sepanjang sisi danau bersamamu, tapi kita harus mengikuti arusnya. Kita harus mengendarai arus jeram dan lompat ke bawah air terjun. Musuh yang harus kita lawan mungkin saja, saat ini juga, sedang menerjang angin topan sendirian di tengah lautan jauh. Ayah, tolong kirim aku ke lautan.
“Jangan terlantarkan latihanmu dalam mengirim energimu. Semakin kau meningkatkan jumlahnya, semakin panjang hidupmu nantinya.”
“Ya, aku akan mengingatnya.”
Aku akan membuat lebih banyak darimu, ayah. Aku harus melakukannya.
“Kali ini, tutup matamu dan rasakan energiku.”
Aku menutup mataku dan mengirim energiku untuk merasakan energi ayah.
Seperti saat aku menemukan harimau itu, energiku menemukan energi ayah.
Pelan-pelan. Dengan sangat pelan.
Aku mengamati energi yang menyebar di sekitar ayah dengan hati-hati, satu persatu.
Mulutku perlahan terbuka.
“Ayah? Ini apa?”
Ayahku berdiri di tengah jaring lama-laba. Belasan benang memanjang darinya di segala arah. Semua energi ini memanjang sangat jauh bahkan aku tidak bisa menjelajahinya.
Kalau seseorang mencoba mendekati ayahku diam-diam, mereka harus menghindari jaring laba-laba itu, yang mana sangatlah mustahil.
Hwa Moogi itu mengalahkan ayahku yang mencapai level ini? Bagaimana bisa?
Meskipun aku tidak mau, aku tidak bisa tidak takjub padanya sekali lagi.
***
Malam itu.
“Ini kartu as ku.”
Yang ku keluarkan dari kantung adalah alkohol. Itu adalah minuman kesukaan ayah.
Aku mengeluarkan gelas bersih yang dikemas rapi dan mengisinya dengan alkohol.
“Bagus.”
“Ini terlalu kuat untukku.”
Faktanya, aku suka dan bisa menangani alkohol dengan baik. Sepanjang hidupku, kapan pun aku kesulitan mencari bahan untuk Great Regression Technique, aku minum, dan itu menjadi kebiasaan. Aku tidak berencana menyombongkan kemampuan minum ku pada ayah, jadi aku hanya bilang alkohol ini kuat. Kalau kami minum sepanjang malam, ayah duluan yang akan tumbang.
“Tidak ada prajurit yang mengeluh tentang alkohol kuat.”
“Apa salahnya kalau aku tidak bisa menahan alkohol? Lebih baik racun di hati daripada di minuman.”
“Racun di hati?”
Ayahku bertanya dengan ejekan saat aku menyebut ‘racun di jantung’.
“Bisakah kau membunuhku untuk menyelamatkan dirimu sendiri?”
Setelah jeda singkat, aku menjawab.
“Tidak. Bagaimana bisa anak membunuh orang tua mereka?”
Sejujurnya itu juga bohong. Kalau ada alasan yang memadai, aku bisa membunuh ayahku. Hari ini adalah pertama kalinya kami bicara dengan benar; bagaimana dia bisa jauh lebih berharga dari hidupku sendiri?
Kali ini, aku bertanya.
“Bisakah ayah membunuhku?”
“Kalau itu jadi pertanyaan untuk direnungkan, kau seharusnya tidak pernah mengatakan racun di hati.”
Aku merasakannya di mata ayahku. Dia bisa membunuhku tanpa keraguan sedikitpun.
“Kalau begitu aku harus belajar menangani minuman.”
Setelah minum, ayah menatapku dengan ekspresi aneh saat aku mengernyit karena kuatnya alkohol.
Malam itu, aku duduk sendiri melatih penyebaran Qi yang ayah ajarkan padaku.
‘Ini menyenangkan.’
Sekarang aku bisa mengirim Qi ku dengan cepat mengendarai angin ke jarak jauh.
Energiku berkeliaran, menjelajahi setiap sudut gelap. Aktivitas ini sangat menegangkan.
‘Ada pohon, ada batu di bawahnya…’
Aku bahkan merasakan pergerakan serangga kecil merayap di sekitar.
Energiku kukirim ke tempat lain. Semakin aku berlatih, semakin cepat Qi ku bergerak.
Qi ku menjelajahi sekitar dengan cepat, kemudian tiba-tiba berhenti. Itu melewati sesuatu yang asing.
‘Apa itu?’
Aku menarik kembali Qi ku dan mengirimnya ke area itu lagi.
Tapi energi aneh dari sana sudah menghilang.
Aku membuka mata dan menatap titik itu. Di kegelapan, aku tidak bisa merasakan apa-apa.
‘Apa itu tadi? Jelas sekali ada sesuatu di sana.’
Kemudian, aku melihat ayah berbaring dan menatapku.
“Bukankah ayah tadi tidur?”
“Kenapa kau menatap ke arah sana?”
“Aku merasakan sesuatu disana. Aku tidak yakin tadi itu apa.”
Ayah melihatku dengan mata terkejut sebelum membalikkan tubuhnya ke arah lain.
“Ayo tidur.”
“Iya.”
Aku baring dengan api unggun di antara kami.
‘Kira-kira apa itu tadi?’
Menilai dari reaksi ayah, dia sepertinya tahu sesuatu…
“!”
Tiba-tiba, aku sadar.
‘Hui! Itu Paman Hui!’
Aku telah merasakan pengawal ayahku, Hui, bahkan dalam persembunyiannya. Saat aku mencoba merasakannya yang kedua kali, dia pasti sudah pindah.
Memahami ini membuatku merinding senang di sekujur tubuhku.
Dua hari yang lalu, aku tidak akan bisa mendeteksi keberadaannya sama sekali. Tentu saja, Hui tidak melakukan usaha terbaiknya untuk sembunyi, tapi hanya mengenali persembunyian dasarnya adalah peningkatan yang signifikan.
Kalau aku terus berlatih dan bisa memancarkan belasan benang Qi bersamaan seperti ayah, teknik sembunyi apa pun akan tidak berguna. Tidak perlu lagi mencari; aku hanya perlu mendeteksi semuanya di sini, di sana, di mana-mana.
Mungkin karena aku minum dengan canggung, aku jadi tidak bisa tidur cepat malam itu.
Saat aku lelah mencari bahan Great Regression Technique, aku akan minum, biasanya menatap bintang di angkasa. Bintang yang telah berbagi kesepian denganku masih bersinar sama terangnya hari ini.
Ayahku juga terlihat tidak bisa tidur.
Aku tidak yakin tentang yang dia pikirkan, tapi mungkin dia merasakan gelombang perasaan melihat betapa cepatnya aku menyerap seni bela diri, seperti kertas menyerap air.
“Di antara para Demon Supremes, siapa yang paling ayah percaya?”
Aku tidak terlalu mengharapkan jawaban, tapi ayahku memberi respon.
“Kenapa kau bertanya?”
Di hari keluarga kami dibantai.
Hwa Moogi menjarah Paviliun Heavenly Demon.
Paviliun Heavenly Demon.
Tempat yang dijaga seperti benteng oleh tiga formasi Qimen, enam formasi mekanis, dan prajurit yang dipilih dengan hati-hati.
Mengelilingi Paviliun Heavenly Demon di delapan arah, Delapan Demonic Supremes dan pengikut mereka melindungi Heavenly Demon.
Di utara, pedang demonic dari keluarga Northern Heaven Sword, dipimpin oleh One-Slash Sword Supreme.
Di selatan, bilah pedang hantu dari Keluarga Southern Heavens Blade, dipimpin oleh Heavenly Blood Blade Demon.
Di timur, tinju besi dari Faksi Eastern Fist, dipimpin oleh Unbeatable Fist Demon.
Di barat, penyihir hantu dari Formasi Western Illusion, dipimpin oleh Soul-Stealing Demon.
Di timur laut, pendekar pedang tak berwajah yang ingin menjadi seperti Evil Smiling Demon.
Di tenggara, para pemabuk bersenang-senang dengan Great Drunken Demon.
Di barat daya, para taring beracun meneliti semua macam toksin bersama Poison King.
Di barat laut, para biarawan gila fanatik mengikuti kepercayaan Demonic Buddha untuk menipu dunia.
Dulu, aku mengira musuh menerobos dari luar.
Tapi nyatanya tidak begitu.
Tak lama setelah itu, aku mengetahui bahwa bagian luar tidak pernah diterobos. Jelas sekali seseorang di antara Delapan Demon Supremes telah membawa Hwa Moogi masuk ke bagian dalam di mana Paviliun Heavenly Demon berada.
Pengkhianat itu bisa satu orang atau lebih. Walaupun tidak pernah terungkap siapa pengkhianat itu, tidaklah penting.
Aku menganggap semua Delapan Demon Supremes sebagai pengkhianat.
Setelah kematian ayahku, Delapan Demon Supremes memilih untuk menutup gerbang, bukan balas dendam. Tidak satu pun dari mereka melangkah maju untuk membalaskan kematiannya. Bahkan kalau salah satu saja dari delapan orang itu melawan balik, aku tidak akan merasa sangat dikhianati begini.
Ya, aku mengerti. Melihat Hwa Moogi berdiri di atas mayat Heavenly Demon dengan kekuatannya yang menyesakkan, kalian tidak berani menyerang balik.
Aku mengerti, sangat mengerti.
Jadi, kalian seharusnya juga mengerti.
Kalau aku menggunakan kalian semua sesuka hatiku di masa depan, memperlakukan kalian seperti alat yang bisa digantikan, kalian seharusnya mengerti. Bukankah itu adil?
“Kalau aku menjadi Heavenly Demon, aku akan mengendalikan Delapan Demon Supremes dan memperketat tali di leher mereka.”
“Apa?”
Ayahku terbangun. Kekuatan pergerakannya membuat rumput di sekitarnya berdiri bersamaan. Aku cepat bangkit juga.
“Kenapa?”
Karena mereka sangat jauh lebih dari yang ayah kira. Ayah mungkin tahu tepatnya di mana harimau bersembunyi di jarak seratus jang, tapi ayah tidak tahu sejauh apa hati orang-orang yang tertawa di hadapan ayah.
Karena aku tidak bisa mengatakan ini, aku memberi alasan lain.
“Ada korupsi parah yang berhubungan dengan mereka. Tidak hanya orang yang terlibat, namun juga orang yang mengendarai ekor jas mereka.”
Ayah mendengarkan kata-kataku dalam diam, jadi aku lanjutkan.
“Tentu saja, kita perlu mengakui otoritas mereka untuk mengatur agar Kultus berjalan lancar. Tapi mereka telah melangkahi batas.”
Dulu, ada beberapa insiden dan kecelakaan yang berkaitan dengan Delapan Demon Supremes.
“Bukankah sudah waktunya menetapkan disiplin yang layak?”
Ayah tidak menjawab apa-apa.
Dari gerak-geriknya, aku bisa menebak perasaannya yang sebenarnya.
Ayah juga berpikir begitu. Jelas sekali dia memiliki keluhan tentang Delapan Demon Supremes. Kalau tidak, pasti dia sudah memarahiku karena lancang menyarankan kita harus mendisiplinkan mereka.
“Ambisi rakus hanya akan menuntun kakimu dirobek dan perutmu dicabik.”
“Haha, dengan masa depanku yang masih panjang, itu tidak mungkin. Aku akan jalan pelan-pelan dan makan secukupnya.”
Dia tidak menyebut itu omong kosong atau penghinaan, tapi ambisi.
Aku berhasil menebak perasaan ayah dengan benar. Bilah pedang hati ayah yang masih berada di dalam sarungnya searah denganku.
Jangan khawatir, ayah. Aku tahu tentang mereka lebih baik dari siapa pun.
Aku menghabiskan banyak waktu kembali ke Kultus untuk mencari bahan yang terakhir, Secret Demonic Soul. Karena itu sesuatu yang akan terjadi jauh di masa depan, aku mengetahui segalanya tentang Delapan Demon Supremes. Aku tahu hidup macam apa yang mereka jalani dan bagaimana kematian mereka.
‘Aku akan meluruskan mereka.’
Dengan begitu, malam pun berlalu dengan banyak pikiran seperti bintang yang bertabur di langit malam.
[1] jang itu satuan jarak. Saya ga nemu meternya berapa. Tapi kalau mengambil referensi dari manhwanya adalah “yard”. 1 yard = 0,9144 meter.
0 Comments