Header Background Image
    Light Novel Bahasa Indonesia

    Malam itu dingin, dan hujan rintik-rintik turun membasahi tanah. Langit tampak suram, seolah memantulkan jiwa-jiwa yang hancur di tanah. Di dalam hutan yang gelap dan sunyi, langkah Jian Feng terdengar samar. Setelah meninggalkan reruntuhan Sekte Langit Hitam, dia telah menghabiskan beberapa hari berkelana tanpa arah. Gulungan Darah Iblis yang sekarang tersembunyi di dalam jubahnya terus menyerap kekuatan dari musuh-musuh yang dia temui, mempercepat kultivasinya. Namun, di balik kekuatannya yang terus tumbuh, ada kekosongan yang tak terisi—sebuah jurang tanpa dasar yang dipenuhi kebencian dan dendam.

    Sore itu, saat langkahnya membawa dia lebih dalam ke hutan, Jian Feng merasakan sesuatu yang aneh. Hawa dingin menyelimuti sekelilingnya, lebih dingin daripada biasanya, dan instingnya memberitahunya bahwa dia sedang diawasi. Dalam dunia kultivasi, merasa diawasi sering kali berarti musuh sedang mengintai. Dengan sigap, Jian Feng berhenti dan memusatkan indra spiritualnya, mencoba mendeteksi kehadiran apa pun di sekitarnya.

    Dan di situlah dia melihatnya.

    Di kejauhan, di antara pepohonan yang tertutup kabut, sosok seorang wanita berdiri diam. Kulitnya pucat, dan jubah hitam yang menyelimutinya bergerak lembut diterpa angin. Rambut hitam panjangnya menutupi sebagian wajahnya, tetapi matanya—mata yang bersinar redup di bawah cahaya bulan—menatap lurus ke arah Jian Feng. Tatapannya dingin, namun ada sesuatu yang dalam dan misterius di balik matanya.

    Jian Feng tidak bergerak. Tubuhnya tegang, bersiap untuk segala kemungkinan. **“Siapa kau?”** tanyanya, suaranya datar namun penuh kewaspadaan.

    Wanita itu tidak menjawab segera. Dia hanya menatapnya sejenak, seolah menimbang-nimbang sesuatu. Lalu, dengan gerakan lambat dan anggun, dia melangkah maju. Setiap gerakannya terasa ringan, nyaris tidak menimbulkan suara. Seperti bayangan yang menyusup di antara cahaya bulan.

    **“Namaku adalah **Lin Xue**,**” katanya lembut namun dingin. Suaranya tenang, tapi ada ketegasan yang tak terbantahkan di dalamnya. “Aku telah mengamatimu sejak kau meninggalkan reruntuhan itu.”

    Jian Feng menyipitkan matanya. Ada sesuatu yang tidak biasa tentang wanita ini. Dia tidak tampak seperti kultivator biasa, tetapi auranya tidak terasa mengancam—setidaknya, bukan ancaman fisik. **“Apa yang kau inginkan dariku?”** tanyanya lagi, lebih tajam kali ini.

    Lin Xue tersenyum tipis, hampir seperti senyuman yang mengandung simpati. **“Aku tertarik padamu, Jian Feng. Kau berbeda. Kebencian dan dendam di dalam hatimu sangat besar, bahkan lebih kuat daripada keinginanmu untuk hidup. Namun, itu justru membuatmu lebih berbahaya dan lebih kuat. Aku ingin tahu, sampai sejauh mana kebencian itu bisa membawamu.”**

    Jian Feng merasakan amarahnya berkobar. Wanita ini berbicara seolah-olah dia mengenalnya, seolah-olah dia memahami segala hal tentang dirinya. **“Kau tidak tahu apa-apa tentangku,”** jawabnya dengan suara dingin. **“Jangan berpura-pura peduli.”**

    Lin Xue menghela napas pelan, tapi matanya tetap tenang. **“Aku tidak peduli padamu, Jian Feng. Aku peduli pada potensi kekuatanmu.”** Dia melangkah lebih dekat, dan Jian Feng bisa merasakan hawa dingin dari auranya yang unik, seperti bayangan yang menempel pada dirinya. **“Kau memiliki kekuatan besar, tapi kau belum memahaminya sepenuhnya. Gulungan Darah Iblis yang kau temukan adalah alat yang sangat berbahaya. Jika kau tidak berhati-hati, itu akan menghancurkanmu.”**

    Mendengar kata-kata itu, Jian Feng menggeram rendah. **“Aku tidak membutuhkan nasihatmu. Jika aku hancur, maka aku akan hancur sambil meraih kekuatan yang lebih besar.”** Tangan kanannya mulai mengeluarkan aura gelap, tanda bahwa energi Gulungan Darah Iblis mulai merespons emosinya yang meningkat.

    Namun, alih-alih takut, Lin Xue tampak tidak terpengaruh. Dia menatap tangan Jian Feng yang memancarkan energi gelap dengan mata yang tenang. **“Kau salah,”** katanya pelan. **“Jika kau hancur, itu bukan karena kekuatan yang besar. Itu karena kebencianmu menguasaimu. Aku pernah melihatnya terjadi pada orang lain. Jangan biarkan dirimu menjadi budak dari kekuatan yang kau cari.”**

    Perkataan Lin Xue membuat Jian Feng terdiam sejenak. Dia tidak tahu mengapa, tapi kata-kata wanita ini terasa begitu menusuk, seolah dia berbicara dari pengalaman yang pahit. Namun, Jian Feng menepis perasaan itu dengan cepat. **“Apa pedulimu? Mengapa kau mengikutiku?”**

    Lin Xue menatapnya sejenak sebelum menjawab. **“Aku di sini karena aku memiliki tujuan yang mirip denganmu. Aku mencari kekuatan, kekuatan yang cukup besar untuk menghancurkan musuh-musuhku. Namun, aku belajar bahwa kekuatan tanpa kendali hanyalah kehancuran. Aku bisa membantumu, Jian Feng. Tapi bantuan itu datang dengan harga.”**

    Jian Feng menatapnya dengan kecurigaan. **“Harga apa?”**

    Lin Xue tersenyum, kali ini senyuman yang lebih dingin dan penuh makna. **“Kita bekerja sama. Kau menggunakan kekuatan Gulungan Darah Iblis untuk menghancurkan musuh-musuh kita, dan aku akan memastikan kau tidak tersesat dalam kegelapan yang diciptakannya.”**

    Jian Feng tidak segera menjawab. Tawaran ini terdengar mencurigakan, tapi ada sesuatu dalam sikap Lin Xue yang membuatnya percaya bahwa wanita ini memiliki motif yang lebih dalam daripada sekadar bekerja sama. Meski begitu, dia tahu betul bahwa kekuatannya belum cukup untuk menghadapi semua musuh yang ada di depannya. Jika Lin Xue benar-benar memiliki pengetahuan tentang Gulungan Darah Iblis, dia bisa menjadi sekutu yang berharga—setidaknya untuk sementara waktu.

    **“Baik,”** akhirnya Jian Feng menjawab, suaranya penuh kewaspadaan. **“Tapi ingat, aku tidak akan ragu untuk menghancurkanmu jika kau mencoba mengkhianatiku.”**

    Lin Xue mengangguk pelan, ekspresinya tetap tenang. **“Begitu pula sebaliknya, Jian Feng.”**

    Keduanya saling menatap untuk beberapa saat, mengukur satu sama lain. Jian Feng tahu bahwa dia baru saja melangkah ke dalam permainan yang lebih berbahaya, tetapi dia juga tahu bahwa untuk mencapai kekuatan yang dia inginkan, dia harus bersedia berisiko.

    Saat malam semakin larut, Jian Feng dan Lin Xue melanjutkan perjalanan bersama. Dalam hati Jian Feng, kebencian yang membara kini memiliki arah baru—dan di sampingnya, bayangan seorang wanita dengan niat yang tidak sepenuhnya jelas mengikutinya dalam setiap langkah.

    Namun, satu hal yang pasti: dunia ini akan segera menyaksikan kekuatan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, dan Jian Feng akan berada di puncak, tak peduli berapa banyak yang harus jatuh di bawah kakinya.

    0 Comments

    Note