[HTL] Chapter 3: “Pengkhianatan di Tengah Malam”
by longchen01Malam itu gelap gulita. Bulan tampak tersembunyi di balik awan tebal, seolah takut menyaksikan apa yang akan terjadi di bawah cahayanya. Suasana di sekitar Jian Feng dan Lin Xue terasa hening, namun penuh dengan ketegangan yang tidak terucapkan. Setelah beberapa hari berkelana bersama, mereka akhirnya mencapai sebuah lembah terpencil, tempat yang menurut Lin Xue akan memberikan petunjuk penting tentang peningkatan kekuatan Jian Feng melalui Gulungan Darah Iblis.
**“Di sini,”** kata Lin Xue dengan suara rendah, menunjuk ke sebuah pintu batu besar yang terletak di tengah lembah. Pintu itu tampak tua dan dipenuhi dengan ukiran simbol-simbol kuno yang Jian Feng tidak bisa baca.
Jian Feng menatap pintu itu dengan curiga. **“Apa yang ada di dalamnya?”** tanyanya, matanya menyipit. Dia tidak sepenuhnya percaya pada Lin Xue, meskipun mereka telah bekerja sama selama beberapa hari terakhir. Ada sesuatu yang selalu terasa salah, namun dia belum bisa menemukan buktinya.
Lin Xue melangkah mendekat, jubah hitamnya berkibar tertiup angin lembah yang dingin. **“Di balik pintu ini ada tempat di mana kau bisa memperkuat kendali atas Gulungan Darah Iblis. Ada teknik rahasia yang hanya bisa ditemukan di sini. Dengan itu, kau akan mampu menguasai energi iblis tanpa dihancurkan olehnya.”**
Jian Feng terdiam, berpikir. Kata-kata Lin Xue terdengar masuk akal. Selama ini, meski kekuatannya meningkat pesat, dia merasakan bahwa kekuatan dari Gulungan Darah Iblis semakin sulit dikendalikan. Ada saat-saat di mana kebenciannya begitu besar hingga nyaris menelan dirinya. Jika Lin Xue benar tentang teknik itu, mungkin ini adalah kesempatan untuk memastikan dia tidak kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
**“Apa kau yakin ini akan berhasil?”** tanya Jian Feng, tatapannya penuh keraguan.
Lin Xue menatapnya dengan ekspresi tenang, lalu mengangguk. **“Aku tidak akan membawamu sejauh ini jika aku tidak yakin. Kau harus mempercayai proses ini, Jian Feng.”**
Keheningan jatuh di antara mereka, tetapi akhirnya Jian Feng memutuskan untuk melangkah maju. Dengan napas berat, dia mendekati pintu batu besar itu. Saat dia hendak mendorong pintu itu terbuka, Lin Xue berjalan di belakangnya dengan senyum tipis di wajahnya yang tak terlihat oleh Jian Feng.
Tiba-tiba, saat tangan Jian Feng menyentuh pintu batu, Lin Xue bergerak cepat. Dengan gerakan halus namun mematikan, dia menyalurkan energi dingin yang pekat ke punggung Jian Feng, menghantam titik vitalnya. Serangan itu datang tanpa peringatan. Jian Feng terlempar ke depan, darah segar mengalir dari mulutnya saat tubuhnya jatuh ke tanah.
**“Kau…”** Jian Feng berusaha berbicara, tapi rasa sakit yang tajam menghalangi kata-katanya. Dia berusaha bangkit, tetapi tubuhnya terasa berat dan lemah, seolah-olah energi dalam dirinya terkunci. Tubuhnya bergetar saat dia menoleh menatap Lin Xue, matanya penuh dengan kemarahan dan kebingungan.
Lin Xue berdiri di atasnya, matanya dingin dan tanpa belas kasihan. **“Kau terlalu mudah percaya, Jian Feng,”** katanya dengan suara rendah namun tajam. **“Dari awal, aku tidak pernah bermaksud membantumu. Aku hanya membawamu ke sini karena aku membutuhkan kekuatanmu untuk membuka jalan ke tempat ini. Tapi sekarang setelah kau melakukannya, kau tidak berguna lagi.”**
Jian Feng menggeram, mencoba melawan, tetapi tubuhnya tetap tidak merespons seperti biasa. Energi dari Gulungan Darah Iblis yang selalu mengalir kuat dalam tubuhnya kini terasa terkunci, seolah dirantai oleh kekuatan luar. Dia menatap Lin Xue dengan tatapan penuh dendam. **“Kau… berani mengkhianatiku…”** suaranya penuh kebencian, meski lemah.
Lin Xue tersenyum tipis, senyuman yang lebih menyerupai ejekan. **“Kau pikir hanya karena kau memiliki Gulungan Darah Iblis, kau tak terkalahkan? Aku telah mempelajari teknik ini jauh sebelum kau menemukannya, Jian Feng. Apa kau pikir aku tidak tahu bagaimana mengendalikannya?”**
Dengan satu gerakan tangan, Lin Xue merapalkan mantra kuno yang diambil dari gulungan itu sendiri. Simbol-simbol iblis yang terukir di tanah lembah mulai bersinar samar, dan Jian Feng merasakan ikatan energi yang mengalir di dalam tubuhnya. Rasa sakit menyengat menusuk setiap saraf di tubuhnya, membuatnya tercekik dalam rasa sakit yang tak tertahankan.
**“Tidak!”** Jian Feng mengerang, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Darah mengalir dari sudut bibirnya, dan dia hanya bisa menyaksikan Lin Xue berdiri di sana, dengan tatapan dingin yang memperlihatkan betapa tak acuhnya wanita itu terhadap penderitaannya.
Lin Xue mendekat, berjongkok di samping tubuh Jian Feng yang terkapar. **“Aku tidak membutuhkanmu, Jian Feng. Yang kubutuhkan hanyalah kekuatan Gulungan Darah Iblis. Dan dengan membuka pintu ini, kau telah memberikan jalan bagi kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang kau bayangkan.”**
Jian Feng menggertakkan giginya, kemarahan membakar dalam dirinya meskipun tubuhnya mulai menyerah pada rasa sakit yang tak tertahankan. **“Aku akan… membunuhmu…”** desisnya dengan sisa-sisa kekuatannya.
Lin Xue tertawa kecil. **“Coba saja, jika kau masih hidup setelah ini. Tapi aku rasa kau tidak akan punya kesempatan.”**
Dengan kata-kata terakhirnya, Lin Xue berdiri dan mulai berjalan menuju pintu batu yang telah terbuka sebagian. Jian Feng hanya bisa tergeletak di tanah, matanya perlahan memudar saat kesadarannya mulai menghilang. Di dalam pikirannya yang berkabut, amarah dan kebencian yang dia rasakan begitu besar, jauh melampaui apa pun yang pernah dia rasakan sebelumnya.
Namun, di tengah kegelapan yang menyelimuti dirinya, ada sesuatu yang bangkit dari dalam. Sesuatu yang lebih gelap dan lebih kuat dari kebenciannya. Jian Feng merasa kekuatan itu—energi iblis yang selama ini terkunci dalam Gulungan Darah Iblis—merespons pengkhianatan yang dia alami.
Saat Lin Xue melangkah lebih dekat ke pintu batu, Jian Feng merasakan kekuatan gelap itu mulai mengalir kembali ke dalam tubuhnya. Meskipun tubuhnya masih lemah, amarahnya yang luar biasa mulai memanggil energi yang lebih kuat. Kesadarannya tidak lagi kabur, dan suara-suara di dalam pikirannya mulai berbisik.
**“Kau tidak bisa mati di sini,”** suara itu berbisik, penuh dengan kekuatan yang kejam dan haus darah. **“Kebencianmu adalah kuncinya. Serap lebih banyak kekuatan… hancurkan segalanya.”**
Dengan napas yang berat, Jian Feng mulai menggenggam tanah dengan tangannya yang gemetar. Mata merahnya yang memudar kembali menyala dengan kekuatan baru, dan dalam hatinya, dia bersumpah bahwa pengkhianatan Lin Xue tidak akan berakhir seperti ini.
**“Aku akan kembali,”** gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. **“Dan kau akan menyesal telah mengkhianatiku, Lin Xue.”**
0 Comments