[HTL] Chapter 6: “Menembus Ruang dan Waktu”
by longchen01Setelah menghancurkan tiga ribu dunia dan mengakhiri hidup Lin Xue, Jian Feng berdiri sendirian di puncak kekuasaan. Namun, meski telah mencapai puncak, dia merasakan kehampaan yang tak terelakkan. Semua yang dia inginkan telah dia capai, tetapi tidak ada kepuasan yang datang bersamanya. Kegelapan di dalam hatinya terus membara, menyisakan rasa hampa dan kehilangan.
Malam yang sepi dan penuh bintang menampakkan langit tanpa batas di atasnya. Jian Feng memandang bintang-bintang yang berkelap-kelip, teringat akan perjalanan yang membawanya ke titik ini. Dia tahu bahwa kekuatannya yang tiada tara bisa membawanya ke mana saja, bahkan menembus ruang dan waktu. Rasa penasaran akan dunia lain mulai membara di dalam dirinya.
Dengan kekuatan yang telah dia kuasai, Jian Feng mulai merapalkan mantra kuno, menciptakan energi yang memisahkan ruang dan waktu di sekelilingnya. Dunia ini, meski telah ditaklukkan, tampaknya tidak lagi memiliki arti bagi dirinya. Dia ingin melihat apa yang ada di luar semua ini, apa yang mungkin ada di dimensi lain.
Di sekelilingnya, energi berputar, dan Jian Feng merasakan kekuatan luar biasa mendorongnya. Dalam sekejap, dia terhisap ke dalam pusaran cahaya yang berkelap-kelip. Segalanya berputar, dan dia merasa seperti melayang di antara ribuan dimensi.
Ketika pusaran itu akhirnya berhenti, Jian Feng terjatuh di atas permukaan yang keras. Dia menegakkan kepala, merasakan lingkungan barunya. Dia tidak lagi berada di dunia yang penuh dengan kehancuran. Di hadapannya, terhampar sebuah kota modern yang ramai dengan cahaya dan suara. Gedung-gedung tinggi menjulang, kendaraan melaju cepat, dan manusia bergerak dengan tujuan yang jelas.
**“Apa ini?”** pikirnya, kebingungan meliputi dirinya. Jian Feng mengamati sekelilingnya, merasa aneh dan asing. Dunia ini sangat berbeda dari semua yang pernah dia kenal. Di sini, tidak ada aura spiritual, tidak ada pertarungan antara dewa dan iblis, hanya kehidupan sehari-hari manusia.
Dengan langkah hati-hati, Jian Feng mulai menjelajahi kota tersebut. Dia merasakan kebisingan yang menyentuh telinganya, lalu aroma makanan dari pedagang kaki lima yang menggoda. Manusia berbaur dengan teknologi yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Di mana dia berada? Sepertinya dunia ini jauh lebih maju dibandingkan apa pun yang pernah dia saksikan.
Dia berhenti di depan layar besar yang menampilkan berita. Di sana, dia melihat wajah seorang wanita yang tampaknya menjadi tokoh terkenal. Berita tentang kemajuan teknologi, konflik, dan kehidupan sehari-hari memadati pikirannya. Hal-hal sepele yang tidak pernah dia anggap penting di dunia sebelumnya kini mengundang rasa ingin tahunya.
**“Ini mungkin dunia baru,”** Jian Feng berkata pada dirinya sendiri, mengamati bahwa dunia modern ini memiliki aturan dan dinamika yang berbeda. Dia merasa terasing, tetapi juga bersemangat. Dia bertekad untuk menjelajahi lebih dalam dan memahami kehidupan di sini.
Berkeliling, Jian Feng mulai merasakan energi di sekelilingnya. Meskipun dunia ini tampak damai, dia dapat merasakan getaran yang aneh. Sepertinya di balik kesibukan ini, ada sesuatu yang lebih dalam—kekuatan yang terpendam dan potensi yang belum tergali.
Jian Feng memutuskan untuk beradaptasi dengan dunia baru ini. Dia mencari cara untuk berbaur dengan penduduk setempat, mengenali cara mereka hidup, dan belajar dari kehidupan modern yang telah muncul di depannya. Dia menggunakan pengetahuannya tentang kultivasi untuk menyamarkan kekuatan yang dimilikinya. Berpakaian seperti seorang pemuda biasa, dia mencoba menyelusup ke dalam masyarakat.
Hari demi hari berlalu, dan Jian Feng mulai menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Dia bertemu dengan berbagai karakter—dari seniman kreatif hingga ilmuwan cerdas, semua memiliki pandangan yang unik tentang kehidupan. Dia menyadari bahwa meski mereka tidak memiliki kekuatan supernatural, mereka memiliki sesuatu yang berharga: harapan dan impian.
Namun, di dalam hatinya, Jian Feng masih merasakan kekosongan. Meskipun dia mulai menikmati dunia ini, rasa dendam dan kebencian yang selama ini menggerogoti dirinya tidak sepenuhnya sirna. Dia masih memiliki kenangan akan masa lalu yang kelam, dan kekuatan kegelapan di dalam dirinya terus memanggilnya untuk bangkit.
Suatu malam, saat berjalan di tepi sungai, Jian Feng melihat refleksi dirinya di air. Dia teringat akan semua yang telah dia lakukan, semua dunia yang telah dia hancurkan, dan semua orang yang telah dia buat menderita. Di hadapan air yang tenang, dia mulai merenungkan pilihannya.
**“Apakah aku akan terus hidup dalam kegelapan ini?”** tanyanya dalam hati. **“Atau apakah aku bisa menemukan jalan menuju cahaya?”**
Refleksi itu memberinya secercah harapan. Di dunia ini, dia memiliki kesempatan untuk memulai kembali. Mungkin, dia bisa menemukan makna baru dalam hidupnya—menggunakan kekuatan yang ada di dalam dirinya untuk melindungi, bukan menghancurkan. Mungkin, dia bisa menciptakan kembali dirinya sebagai bukan hanya penguasa kegelapan, tetapi juga sebagai pelindung kebenaran.
Ketika fajar menyingsing, Jian Feng memutuskan bahwa sudah waktunya untuk menjelajahi potensi baru. Dia akan mempelajari kekuatan yang ada di dunia ini, mungkin menggabungkannya dengan kemampuan yang telah dia kuasai. Jian Feng bertekad untuk tidak hanya menjadi penguasa, tetapi juga menjadi sosok yang bisa memberi inspirasi dan melindungi orang-orang di sekitarnya.
Dengan tekad baru di dalam hati, Jian Feng melangkah maju ke dunia modern ini, siap untuk menantang takdir dan menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, ada harapan di masa depan.
0 Comments