Header Background Image
    Light Novel Bahasa Indonesia

    Hari-hari berlalu dengan cepat, dan hubungan antara Jian Feng dan Xue Ling semakin erat. Latihan di gym tidak lagi hanya menjadi sesi fisik semata, tetapi juga momen di mana mereka mulai mengenal satu sama lain lebih dalam. Jian Feng, yang dulunya pendiam dan tertutup, perlahan-lahan mulai membuka dirinya. Ada sesuatu tentang Xue Ling yang membuat Jian Feng merasa nyaman dan aman, seolah-olah dia bisa menanggalkan topeng yang telah ia kenakan selama bertahun-tahun.

    Setiap kali mereka bertemu, obrolan mereka tidak lagi terbatas pada latihan atau kebugaran. Mereka mulai berbagi tentang kehidupan masing-masing, impian, dan bahkan masa lalu yang sulit. Jian Feng, meski tak pernah membocorkan tentang kehidupan lamanya di dunia kultivasi, menceritakan sedikit mengenai rasa kehilangannya, tentang sebuah tempat yang tidak bisa dia kembali. Xue Ling mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menanyakan terlalu banyak, tetapi selalu memberikan senyum yang menenangkan.

    Suatu sore, setelah sesi latihan yang melelahkan, Xue Ling mengajak Jian Feng untuk bertemu di sebuah taman yang tenang. Mereka duduk di bawah pohon besar, angin sepoi-sepoi berhembus, membuat daun-daun berdesir lembut di atas kepala mereka.

    “Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, Jian Feng,” kata Xue Ling, suaranya terdengar lembut namun serius.

    Jian Feng menoleh, memandang mata Xue Ling yang tampak lebih cerah di bawah sinar matahari sore. “Apa itu?”

    Xue Ling terdiam sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. “Kita sudah menghabiskan banyak waktu bersama. Dan, jujur saja, aku merasa kita semakin dekat. Aku… sangat menghargaimu, Jian Feng. Kau bukan hanya seorang pelatih bagiku, kau adalah seseorang yang membuatku merasa hidup.”

    Jian Feng terdiam, hatinya berdetak lebih cepat. Dia merasa hal yang sama, tetapi kata-kata sulit keluar dari mulutnya.

    “Aku ingin kau bertemu dengan keluargaku,” lanjut Xue Ling dengan senyum kecil. “Aku ingin mereka tahu orang yang telah menjadi bagian penting dari hidupku.”

    Jian Feng terkejut mendengar hal itu, tapi dia tidak menolak. Bertemu dengan keluarga Xue Ling adalah langkah besar dalam hubungan mereka, dan meskipun Jian Feng memiliki banyak keraguan tentang masa depannya di dunia ini, perasaan terhadap Xue Ling membuatnya ingin melangkah lebih jauh.

    ***

    Seminggu kemudian, Jian Feng menemukan dirinya berdiri di depan rumah mewah milik keluarga Xue Ling. Rumah itu terletak di kawasan elit, dengan taman indah yang dirawat dengan sangat baik. Meski Jian Feng tidak pernah peduli pada hal-hal material seperti ini, dia tetap merasa sedikit canggung. Kehidupan dunia modern masih sering membuatnya bingung, dan dia bertanya-tanya bagaimana orang tua Xue Ling akan bereaksi terhadapnya.

    Xue Ling berdiri di sampingnya, mengenakan gaun putih yang sederhana namun elegan. Tangannya dengan lembut menyentuh lengan Jian Feng, seolah memberinya dukungan. “Jangan khawatir, mereka orang-orang yang baik,” bisiknya sambil tersenyum.

    Pintu rumah terbuka, dan seorang wanita paruh baya dengan wajah yang lembut menyambut mereka. Wajahnya mengingatkan Jian Feng pada Xue Ling, dengan senyuman hangat yang segera membuatnya merasa sedikit lebih nyaman.

    “Ini ibu, Jian Feng,” kata Xue Ling memperkenalkan. “Bu, ini Jian Feng, orang yang aku ceritakan.”

    Ibu Xue Ling, yang bernama Madam Liu, menyambut Jian Feng dengan senyuman hangat dan jabat tangan yang lembut. “Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Jian Feng. Xue Ling sering sekali bercerita tentangmu.”

    Jian Feng menunduk dengan hormat. “Senang bertemu dengan Anda juga, Madam Liu.”

    Di dalam, Jian Feng diperkenalkan pada ayah Xue Ling, Tuan Xue, seorang pria yang terlihat berwibawa namun tetap ramah. Mereka makan malam bersama, dan meskipun percakapan di meja makan terasa agak formal pada awalnya, suasana dengan cepat mencair. Jian Feng, meski tidak terbiasa dengan interaksi semacam ini, menjawab setiap pertanyaan dengan tenang. Dia berbicara tentang pekerjaannya di gym, dan bagaimana dia membantu banyak orang mencapai tujuan kebugaran mereka. Meski dia tidak bisa menjelaskan detail masa lalunya, dia berhasil menjaga percakapan tetap ringan dan mengalir.

    Setelah makan malam, Tuan Xue mengajak Jian Feng berbicara di ruang tamu. “Aku bisa melihat kau sangat perhatian dengan putriku,” kata Tuan Xue sambil menatap Jian Feng dengan tatapan bijaksana. “Sebagai seorang ayah, aku hanya ingin yang terbaik untuknya.”

    Jian Feng mengangguk. “Aku mengerti, Tuan Xue. Saya akan selalu melakukan yang terbaik untuk menjaga dan mendukung Xue Ling.”

    Tuan Xue tersenyum tipis. “Itulah yang ingin kudengar. Xue Ling adalah segalanya bagi kami, dan aku senang dia menemukan seseorang seperti dirimu.”

    ***

    Hubungan Jian Feng dan Xue Ling semakin mendalam setelah pertemuan dengan keluarganya. Mereka semakin sering menghabiskan waktu bersama, tidak hanya di gym tetapi juga di luar, menjelajahi kota, makan malam bersama, dan berbicara tentang masa depan. Jian Feng, yang biasanya sangat berhati-hati dalam melibatkan perasaannya, menemukan dirinya jatuh cinta pada Xue Ling. Wanita itu adalah simbol kedamaian dan kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

    Sementara itu, Xue Ling juga merasa Jian Feng adalah pria yang tepat untuknya. Meski Jian Feng jarang berbicara tentang masa lalunya, Xue Ling menghormati privasi itu dan tidak pernah memaksanya untuk berbicara lebih jauh. Yang penting baginya adalah Jian Feng selalu ada di sisinya, mendukungnya dalam setiap langkah.

    Pada suatu malam yang tenang, saat mereka duduk di taman kota yang indah, Xue Ling tiba-tiba berkata, “Jian Feng, aku telah memikirkan sesuatu.”

    Jian Feng menoleh ke arah Xue Ling, sedikit penasaran. “Apa itu?”

    Xue Ling menarik napas dalam-dalam, seolah ingin mengumpulkan keberanian sebelum berbicara. “Aku ingin kita menikah.”

    Jian Feng terkejut mendengar itu, tetapi dalam hatinya, dia tahu bahwa ini adalah sesuatu yang ia inginkan juga. Xue Ling adalah orang yang dia cintai, dan meskipun Jian Feng berasal dari masa dan dunia yang berbeda, dia tahu bahwa hidupnya sekarang adalah di sini, di dunia modern ini.

    Jian Feng meraih tangan Xue Ling dan menatap matanya dalam-dalam. “Aku juga menginginkannya,” jawabnya dengan lembut.

    Dan begitulah, beberapa bulan kemudian, Jian Feng dan Xue Ling mengikat janji suci pernikahan di sebuah upacara yang indah. Acara pernikahan mereka dihadiri oleh keluarga dan teman-teman dekat. Xue Ling tampak luar biasa cantik dalam gaun pengantinnya, sementara Jian Feng mengenakan setelan yang membuatnya terlihat berwibawa namun tetap tenang.

    Pada saat yang sama, Jian Feng merasakan ada sesuatu yang sangat dalam berubah dalam dirinya. Setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang kekuatan besar dan keinginan untuk balas dendam, kini dia menemukan sebuah tujuan baru. Pernikahan ini bukan hanya simbol dari hubungan mereka, tetapi juga awal dari kehidupan baru yang benar-benar dia pilih sendiri.

    Malam pernikahan mereka dihabiskan dalam suasana intim di sebuah vila yang tenang di pinggir kota. Di bawah langit malam yang cerah, Jian Feng dan Xue Ling berbicara tentang masa depan mereka. Jian Feng merasa damai, seolah-olah semua beban yang dia bawa selama ini perlahan-lahan memudar. Xue Ling, dengan senyum manisnya, bersandar di bahunya, sementara mereka menatap bintang-bintang.

    “Kita akan membangun keluarga yang indah, Jian Feng,” bisik Xue Ling pelan.

    Jian Feng tersenyum, merasakan kehangatan dari kata-kata itu. “Ya, kita akan melakukannya bersama.”

    Waktu berlalu, dan beberapa bulan setelah pernikahan mereka, Xue Ling hamil. Kabar ini membawa kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka berdua. Xue Ling, yang sudah menjadi istri yang penuh kasih, kini juga akan menjadi ibu. Jian Feng, meski masih belum bisa sepenuhnya melupakan masa lalunya yang kelam, merasa bahwa kehidupannya kini memiliki tujuan baru.

    Saat perut Xue Ling semakin membesar, Jian Feng menjadi lebih protektif terhadapnya. Dia selalu memastikan bahwa Xue Ling merasa nyaman dan aman. Mereka sering berbicara tentang nama untuk bayi mereka, tentang masa depan yang akan mereka bangun bersama. Setiap hari, kebahagiaan kecil datang dalam bentuk perhatian Jian Feng yang sederhana namun mendalam.

    ***

    Hari yang dinantikan tiba. Xue Ling melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dan kuat. Kelahiran ini tidak hanya membawa sukacita bagi mereka berdua, tetapi juga memberikan harapan baru bagi Jian Feng. Anak itu adalah simbol dari cinta mereka, sebuah kehidupan baru yang akan mereka lindungi dan rawat bersama.

    0 Comments

    Note