Header Background Image
    Light Novel Bahasa Indonesia

    Dari mana harus aku mulai? Kurasa katalis dari semua ini sudah jelas adalah peristiwa yang terjadi kemarin. Saat aku bersantai membuang waktu di rumahku, aku menerima sebuah email.

    [Pengumuman!!!]

    [Tim pengembangan Space Survival saat ini merekrut beta tester untuk sequel-nya. Kalau kalian ingin berpartisipasi, silakan tekan tombol terima di bawah.]

    Space Survival.

    Itu adalah survival RPG game dimana kau memilih satu dari beragam ras yang ada di luar angkasa, dan bertahan hidup, menjelajah, serta berevolusi. Yang menarik perhatianku adalah ‘beragam ras’ yang ditawarkan. Sejak kecil, aku sangat suka alien, monster, dan spesies lain yang berbeda. Space Survival adalah game yang mewujudkan fantasiku.

    Kadang aku jadi metallic gremlin, merobek kapal luar angkasa manusia, kadang juga aku jadi mutant monster, membunuh musuh-musuh di daratan.

    Ada juga waktu dimana aku memimpin kumpulan kecerdasan untuk menguasai banyak planet. Aku sudah memainkan semua jenis makhluk luar angkasa yang bisa dibilang mimpi buruk manusia, namun ada satu ras yang paling kunikmati: Unidentified Aggresive Space Morph, disingkat UASM.

    Aku menggabungkan huruf A dari Aggresive dengan kata Morph dan menyebut mereka Amorph. Amorph adalah monster luar angkasa yang terinspirasi dari film klasik ‘The Thing’, mampu mendapatkan intisari genetik dari korban mereka untuk memperkuat diri.

    Mereka tidak memiliki batas dalam perkembangan kekuatan, yang mana bisa terlihat seperti makhluk yang kelewat kuat. Namun, karena tingkat kesulitan bertahan hidup mereka serta resiko bawaan dari rasnya, Amorph terkenal sebagai ras yang buruk.

    Sederhananya, mereka semakin kuat seiring berjalannya waktu, namun mereka sangatlah lemah di permulaan. Sampai hampir mustahil untuk melakukan apapun.

    Inti dari survival games adalah mengumpulkan sumber daya serta skill sepanjang waktu, tapi Amorph memiliki mekanisme yang berbanding terbalik dengan arus ini. Mati berulang kali di permulaan mengurangi kesempatan untuk menjadi lebih kuat, dan kalau kau gagal meningkatkan kekuatan, kau akan terus mati.

    Meskipun demikian, seseorang bisa mengelak bahwa kau bisa mengatasi masalah ini dengan usaha dan skill. Tapi Amorph memiliki kekurangan fatal yang membuatnya sulit — mereka tidak bisa berkomunikasi atau bekerja sama dengan ras lain. Berdasarkan lore game-nya, Amorph menganggap ras lain sebagai mangsa hidup atau material genetik untuk dikoleksi.

    Developer game ini sungguh menerapkannya di dalam game mereka.

    Sudah jelas bahwa ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau bermain secara damai dalam multiplayer game yang memiliki jutaan player adalah resiko besar.

    Di awal, Amorph lemah dan tidak bisa bekerja sama dengan player lain. Dua kelemahan ini digabungkan untuk membuat Amorph menjadi ras paling jelek dan non-mainstream di Space Survival. Sampai ada rumor beredar di komunitas bahwa huruf ‘SM’ di UASM adalah singkatan untuk Sadis (merujuk pada game developers) dan Masokis (merujuk pada player). Hal ini bisa dianggap fakta.

    Lalu, kenapa ras ini jadi kesukaanku?

    Alasannya sederhana saja. Karena ras ini bisa berevolusi dan berkembang lebih kuat secara bebas sesuai keinginan dan pilihan player-nya.

    ‘Yah, selain itu, aku juga suka alien.’

    Seperti kata orang, mereka yang sangat menyukai sesuatu biasanya ahli dalam hal tersebut. Aku adalah salah satu player garis keras yang meraih pencapaian paling sulit di game — Galactic Conqueror sebagai seorang Amorph. Di komunitas, orang bahkan menyebutku ‘Amorph Terhormat’, ‘Si Pecinta Alien’, atau ‘Morph Enthusiast’.

    Tapi tentu saja, tidak ada raja yang abadi.

    ‘Aku benar-benar lupa aku harus pergi sekolah….’

    Dan begitu terus selama dua tahun berturut-turut.

    Karena aku tidak pernah keluar rumah dan hanya main game, hasilnya sudah jelas. Aku harus lulus, jadi aku meninggalkan game sementara untuk fokus belajar. Karena itu, aku tidak tau ada sequel yang sedang dikembangkan.

    Yah ngomong-ngomong, Space Survival adalah game kesayanganku. Gamer macam apa yang tidak bersemangat melihat sequel game favoritnya?

    Tentu saja kutekan tombol terima.

    ‘Hasilnya begini, ya.’

    Aku mengangkat kaki kanan ‘kedua’ku untuk menggaruk ‘dahi’ku, yang diselimuti cangkang. Selagi menggaruk, punggungku mulai gatal lagi. Jadi kali ini, kuputuskan menggunakan kaki kiri ‘keempat’ku. Sambil menggaruk punggung, sisik tembus pandang lepas dari ujung kuku-ku.

    Kalau ada yang bertanya bagaimana manusia bisa punya 4 pasang kaki, aku bisa menjawab begini: “Karena aku bukan manusia.”

    Aku menghela napas saat melihat kaki depan pertamaku sebagai tanganku. Responnya, alat sensor yang menggantung dari daguku bergoyang senada dengan helaan nafasku.

    Bentuk tanganku sangat jauh dari milik manusia atau pun mamalia. Bagian tubuhku yang panjang dan kurus dibagi menjadi 3 segmen, mirip seperti kaki laba-laba atau artropoda. Di ujung kakiku, dua cakar menggantikan jariku, agak lucu.

    Kuharap ini bukan tanganku, tapi cakar ini bergerak sesuai keinginanku, seakan mendorongku agar tidak mengabaikan mereka.

    Tubuhku memanjang dan licin seperti ular atau kadal. Punggung dan perutku diselimuti kulit kuat, sehingga memberi rasa yang kuat dan kokoh. Kebalikannya, sisi sampingku terbuat dari otot lembut, tidak seperti tempurungnya yang keras. Aku memiliki 3 pasang kaki, mirip dengan alat gerak bagian depanku yang tumbuh dari sisi samping.

    Akhirnya, di bagian belakang, ada ekor fleksibel yang tebal. Di ujungnya terdapat alat penyengat tajam. Satu-satunya senjataku.

    Aku langsung tau identitas dari makhluk kecil yang aneh ini.

    Ras kesukaanku di Space Survival — Amorph.

    Makhluk yang memiliki potensi tanpa batas dan dapat menjadikanku pemimpin galaksi.

    …sebagai cebongnya.

    [ Ras: Unidentified Aggresive Space Morph
    Status: Cebong
    Tujuan: Bertahan hidup
    Trait spesial: Super-sense ]

    Di alam semesta yang luas ini, dimana berbagai macam monster dan makhluk yang melampaui kata biasa hidup, aku malah merasuki makhluk yang paling lemah.


    You can support the author on

    0 Comments

    Note