Header Background Image
    Light Novel Bahasa Indonesia

    Kemana aku harus pergi selanjutnya? Yah, aku sudah memutuskan.

    ‘Ayo pergi ke ruang pendingin di sebelah reaktor.’

    Bahkan di era ruang angkasa, cara manusia menangani panas masih belum berubah. Di samping jantung kapal yaitu mesin fusi nuklir, ada ruang pendingin yang bertanggung jawab untuk mengontrol suhu.

    ‘Ruang pendingin adalah fasilitas penting, jadi tidak banyak orang yang mengunjunginya.’

    Meskipun memiliki keamanan ketat sebagai fasilitas yang sangat penting, sisi bagusnya adalah sedikit pengunjung. Seperti yang orang bilang, tempat yang paling gelap adalah di bawah lampu. Selama aku tidak mengganggu ruang pendingin secara fisik, area di sekitarnya adalah tempat yang bagus untuk menghindari pengawasan.

    Keuntungan lain adalah ruang pendingin tepat di sebelah reaktor. Jadi kalau misalnya aku ketahuan orang, ruang pendingin ini bisa jadi garis perlindungan terakhirku.

    ‘Kalau situasinya berbahaya, aku bisa menghancurkan reaktor dan ruang pendingin lalu kabur.’

    Kalau ada masalah di ruang pendingin, artinya ada masalah juga pada reaktor, dan kapal dengan jantung yang rusak tidak punya pilihan selain berhenti beroperasi. Saat operasi kapal berhenti, semua sistem pendukung hidup yang mengatur lingkungan kapal juga akan berhenti berfungsi.

    Awalnya, mereka akan mencoba memulihkan kapal, seperti menjalankan mesin bantuan, tapi itu tidak akan bertahan lama. Seperti makhluk yang jantungnya rusak tidak dapat kabur dari kematian, begitu pun kapal. Kecuali ada planet yang dekat untuk melakukan pendaratan darurat, orang-orang di kapal hanya punya satu takdir: membunuh atau dibunuh di keadaan kurangnya oksigen.

    Tentu saja, kalau kapalnya berhenti, aku tidak bisa kemana-mana. Jadi aku harus jadikan rencana penyerangan reaktor sebagai cara terakhir.

    ‘Kalau begitu, saatnya pergi.’

    Sebelum berangkat, aku makan dua batang kalori lagi. Dengan perut terisi penuh, aku lompat ke langit-langit. Penyedot kecil di antara cakarku membuatku kokoh menempel di dinding, jadi aku bisa bergerak dengan mudah sembari bergelantungan. Alasan serangga bisa bergerak di dinding adalah berkat struktur yang bernama pulvilli ini.

    Struktur ini mengeluarkan substansi yang tinggi akan bahan perekat sehingga membantu serangga melintasi dinding licin. Berkat substansi yang dikeluarkan di antara cakarku inilah aku jadi bisa bergerak sambil bergelantungan di langit-langit.

    Sambil berjalan dengan terbalik di langit-langit, aku melihat jalan masuk menuju saluran udara. Penampilan luarnya mirip kipas ventilasi bergaya jendela besar, dengan jeruji besi yang disekrup di luarnya.

    Di bagian dalam, kipas raksasa berputar tanpa henti, menghasilkan suara yang sangat keras.

    ‘Mematahkan jeruji besi ini masih mustahil.’

    Bagus kalau aku bisa menghancurkan semuanya lalu masuk, tapi mustahil di fase Cebong begini. Bahkan kalau kucoba menyerang jeruji besinya dengan cakarku, aku tidak yakin itu bisa memberi damage pada besi yang kokoh ini. Dan kalau aku memang bisa merusaknya, itu akan jadi masalah.

    Kalau ada langkah pengamanan tambahan, AI yang mengawasi kapal pasti akan langsung melaporkan error yang terjadi kepada manusia. Kalau begitu, masa depanku hanya akan berisi diburu manusia dan kematian.

    ‘Yah, aku harus bergantung pada kemampuan otakku.’

    Kuangkat cakarku dan memutar sekrupnya. Kalau manusia di sini lebih memperhatikan keamanan, mereka mungkin sudah mengelas jeruji ini. Untunglah mereka kelompok yang suka menggunakan 1234 sebagai kata sandi kargo mereka.

    Penghalang pertama yang menutupi saluran udara sudah terlepas dengan mudah oleh cakarku. Selanjutnya adalah kipas ventilasi udara yang ada di dalam.

    ‘Ini adalah momen kritikal.’

    Aku punya dua cara untuk melewati ini. Pertama, memperkirakan waktu untuk menghindari kipasnya saat masuk, dan yang kedua adalah membawa sesuatu untuk merusak kipas ventilasinya. Tentu saja, metode kedua mustahil.

    Kalau aku melempar objek yang tipis ke baling kipas ini, aku tidak yakin benda itu cukup untuk merusaknya. Terlebih lagi kalau pun aku berhasil, akan jadi masalah lagi. Masalah apa pun pada kipas ventilasi, super AI yang mengendalikan kapal pasti tidak akan mengabaikannya.

    ‘Aku harus melewati baling ini.’

    Mulai sekarang, waktunya untuk menggunakan kemampuan Amorph-ku. Aku berdiri disana, menunggu, karena aku tidak bisa mengambil resiko untuk langsung masuk dan balingnya memotong tubuhku berkeping-keping.

    Bukan hanya organ bantuan ku yang bekerja keras. Penglihatanku yang sudah berkembang fokus pada pergerakan putaran baling kipas untuk mencari kelemahan mesin itu.

    ‘Sudah berapa lama aku berdiri di sini?’

    Sistem organ bantuanku mendeteksi jejak oksida besi tercampur di udara dan partikel logam udara yang dibawa oleh angin. Sebagai tambahan, organku juga menemukan bahwa persimpangan bilahnya melambat sebentar pada titik tertentu karena sudah aus.

    Otakku berkata setelah meninjau ulang semua informasi dari mata dan sistem bantuanku, ‘Lompat sekarang’.

    ‘Sekarang atau tidak sama sekali.’

    Aku mempercayai inderaku yang tajam dan melompat ke saluran ventilasi. Mesin dewa tanpa ampun itu menghantamku dengan tekanan udara saat bilahnya memotong udara.

    Kalau aku masih manusia, aku pasti sudah teriak kesenangan. Tapi struktur oralku tidak cocok untuk tertawa. Yang bisa kulakukan hanya berdesis.

    Setelah meresapi momen bertahan hidup, aku melanjutkan perjalananku.

    Saluran ventilasi memiliki struktur yang kompleks seperti labirin, namun tidak ada halangan dari yang kuamati dengan indera tajamku. Biasanya, bagian dalam kapal yang seperti aliran darah, tenang tanpa gangguan. Tapi hari ini, bagian itu ribut karena adanya pengunjung tak dikenal.

    Suara angin yang melewati berbagai kipas ventilasi menyebar, bercampur dengan suara cakarku yang beradu dengan piringan besi.

    ‘Ada laba-laba di sini.’

    Laba-laba dan kumbang yang kutemui di perjalanan ternyata jadi snack yang enak. Baik kumbang maupun laba-laba, sama sepertiku, hidup nyaman berkat banyaknya makanan dan sumber energi di kapal ruang angkasa ini.

    Ini memastikan bahwa aku tidak perlu khawatir tentang kelaparan atau kekurangan energi di jalan. Berjalan sambil mengunyah kaki laba-laba, aku merasakan sisa panas di saluran sedikit hilang. Ini bukti bahwa aku semakin dekat dengan ruang pendingin.

    Aku ingin cepat-cepat, tapi sistem bantuanku menekan tombol rem. Ada sesuatu yang penting di depan, dan perlu konfirmasi.

    ‘Hmm?’

    Aku masih belum bisa melihatnya, tapi aku mendeteksi ada gelombang cahaya tak jauh dari sini. Setelah berjalan tanpa lelah sekitar 10 menit dengan keempat pasang kaki, aku sampai di bagian saluran dengan kisi-kisi* besi di lantai.

    Aku berdiri di kisinya, melihat ke bawah. Orang-orang bermantel putih terlihat bergerak di antara tabung reaksi besar dan inkubator.

    ‘Laboratorium? Apa ini bukan kapal ruang angkasa biasa?’

    Aku kira ini adalah kapal persediaan atau kargo karena jumlah makanan dan senjata di ruang kargonya, tapi sekarang, ternyata ada laboratorium.

    “Hey, bagaimana hasil dari Eksperiman Subjek 026?”

    “Gagal lagi.”

    “Tsk, ketua tim riset akan marah lagi.”

    “Dia, kan, orang Bumi. Kapten tidak bisa tidak memanjakannya.”

    “Haa, ayo cukup sampai di sini.”

    Setelah memastikan dua lelaki itu meninggalkan laboratorium, aku memutar sekrup kisinya dan turun ke bawah.

    ‘Mereka terlihat seperti orang dari MegaCorp.’

    MegaCorp adalah faksi manusia yang telah berkembang pesat di tata surya, ras yang agak terinspirasi dari orang Bumi. Menurut pengetahuan di game, mereka dikuasai oleh korporasi besar alih-alih pemerintahan, dan kebanyakan anggotanya adalah materialis yang ekstrim.

    Faksi manusia di Space Survival biasanya netral, namun MegaCorp lebih ke arah jahat, mungkin karena mereka sudah ditulis begitu.

    ‘Tidak ada tempat selain MegaCorp di mana mereka memodifikasi makhluk yang sehat menjadi budak.’

    MegaCorp menangkap dan memodifikasi orang yang miskin atau anggota dari ras alien melalui proses yang disebut ‘Pekerjaan’. Ini adalah salah satu trait unik ras MegaCorp, dan di dalam game-nya, player sering menemukan diri mereka aktif menggunakan trait ini karena keuntungan signifikan yang ditawarkan.

    Di game, tentu saja. Di kehidupan nyata, kenapa seseorang melakukan hal itu? Udara di laboratorium mengandung aroma darah yang pekat.

    ‘Apa yang harus kulakukan?’

    Sistem bantuan telah memberiku lokasi dari kulkas di mana sampel genetik disimpan, tapi aku tidak bisa gegabah.

    ‘Waktu untuk memakannya adalah faktor yang krusial.’

    Bagi Amorph, mengumpulkan intisari genetik bukan hanya tentang mengumpulkan sampel genetik, namun tentang kapan memakannya.

    Untuk maju dari fase Cebong, ada satu syarat penting: mengonsumsi makhluk hidup berakal. Dalam kata lain, untuk berevolusi dari Cebong, aku harus membunuh satu orang.

    ‘Membunuh seseorang…’

    Di game, membunuh orang bukanlah masalah, namun bisa kah kulakukan itu di kenyataan? Bahkan kalau kau pikir kau bisa mudah melakukannya sekarang, saat menghadapi keadaan itu di hidup yang nyata, keraguan bisa jadi kematianmu. Tubuhku masih sangat rapuh sehingga harus kulakukan dalam satu serangan.

    ‘Aku juga harus menahan diri untuk tidak membuat keributan di sini sampai aku siap.’

    Sekuat apa pun aku ingin melahap sampel genetik itu, memakannya di sini akan membuatku sulit menghindari kejaran. Menaklukkan laboratorium hanya akan terjadi setelah aku membunuh dan memakan satu orang.

    ‘Mari lihat apa yang ada di sini.’

    Jalan ninjaku akan sangat berubah tergantung pada tujuan dari kapal riset ini. Kalau spesialis di bidang tentara mutant tempur darat atau mempelajari Hulk mutants, aku bisa mendapatkan tubuh kuat dan kemampuan tempur.

    Namun, kalau ini adalah tempat untuk bereksperimen dengan kemampuan psychic milik space elves atau anggota kultus, aku mungkin akan mendapatkan kekuatan psychic.

    ‘Aku lebih memilih para anggota kultus, tapi mungkin agak halu untuk mendapatkan kekuatan psychic di permulaan.’

    Aku mulai menggunakan seluruh organ sensorku untuk mengamati apa yang ada di laboratorium.

    Tidak seperti penyimpanan kargo yang gelap dan pengap, laboratorium dikelilingi oleh dinding putih bersih. Terlihat cukup bagus di permukaan, namun sebenarnya penuh dengan kematian dan penderitaan dibalik pemandangannya yang cerah.

    Di dalam tabung reaksi, ada otak manusia yang hidup dan spesimen biologis yang diculik terendam dalam larutan kimia. AI di inkubator memeriksa status dari embrio sambil mengirim sinyal elektronik.

    Beragam macam informasi memasuki kepalaku, seperti bau komponen kimia, gelombang elektromagnetik di udara, bau darah dan kulit daging yang membusuk, serta feromon yang dikeluarkan tanpa sadar oleh organisme yang kesakitan. Di tengah banjirnya informasi dari organ bantuanku ini, aku mendapatkan satu keping informasi yang tidak biasa.

    ‘Tolong? Ada yang minta tolong?’

    Menggunakan gelombang spesial yang tidak bisa ditangkap manusia, ada makhluk hidup yang meminta bantuanku.

    Tertarik, aku mengikuti gelombangnya yang menuntunku ke sebuah tabung percobaan berlabel [026]. Di dalamnya mengambang sebuah organisme berwarna merah muda seperti gelembung.

    ‘Bubble Amoeba.’

    Bubble Amoeba adalah makhluk non-player yang hidup di planet berair. Mereka biasanya mengambang di air seperti gelembung namun akan menelan dan mencerna mangsanya yang mendekat secara instan.

    Kecuali mereka sangat besar, Bubble Amoeba bukan ancaman signifikan bagi player. Dan biasanya mereka tidak berbahaya serta imut. Banyak player yang mencari pelipur lara di kerasnya dunia Space Survival menyukai mereka.

    Aku tidak pernah menyangka mereka memiliki kecerdasan. Namun, yang satu ini mendekatiku dan mengirim gelombang lain.

    「Sakit. Tolong.」

    Meskipun terjemahan yang tepat mustahil dilakukan, berkat indera unik milik Amorph, aku bisa mengerti arti kasaran dari ucapannya. Makhluk ini kesakitan dan meminta bantuanku.

    ‘Apa yang harus kulakukan?’

    Aku bisa mempertimbangkan untuk memakannya, tapi dari ingatanku, Bubble Amoeba memiliki trait paling tidak berguna bagi Amorph.

    Trait itu bernama “Penyimpanan Oksigen”, membuatnya bisa mendapatkan oksigen di lingkungan yang minim oksigen. Ini bisa berguna bagi ras lain, namun Amorph bisa bertahan hidup untuk waktu tertentu tanpa oksigen, jadi trait ini sangat tidak ada gunanya.

    ‘Tidak perlu memakannya. Aku ingin membantu, tapi tidak tau bagaimana.’

    Aku memfokuskan inderaku pada tabung reaksi besar itu, mencari petunjuk. Aku mendeteksi aliran campuran yang beredar di selang tebal yang tersambung di bawahnya, pergerakan instrumen pengukur di dalam mesin memeriksa kondisi cairannya, serta aliran listrik samar di atas permukaan cairan.

    ‘Listrik?’

    Kalau kulihat lagi, anak ini memiliki sensor kecil yang menempel di tubuhnya. Tersambung pada kabel, sensor ini secara berkala mengirim listrik ke tubuhnya.

    Setelah mengerti apa yang diminta si gelembung, aku memanjat ke terminal di samping tabung reaksi. Di layar terminalnya, ada tampilan berkala dari grafik ritmis biologis si gelembung serta hasil eksperimen AI.

    ‘Inikah yang dibicarakan dua peneliti tadi?’

    Sepertinya mereka berkata sesuatu tentang kegagalan dan pergi tanpa mematikan mesinnya.

    Aku menekan tombol terminal untuk menghentikan eksperimennya. Sinyal listrik samar dari sensornya terpotong, dan makhluk itu mendapatkan kembali vitalitasnya. Ia mengedipkan tubuh merah muda yang seperti gelembung itu seakan menunjukkan rasa syukur.

    「Terima kasih.」

    ‘Tidak apa-apa.’

    Aku tidak menganggapnya bantuan. Kalau makhluk ini berguna untukku, aku pasti melahapnya tanpa ragu. Aku hanya menuruti keinginan impulsif-ku, menilai bahwa makhluk ini tidak berbahaya dan tidak kompeten.

    ‘Bertahan hidup sendiri.’

    Di laboratorium MegaCorp, tidak bisa menghindari kehancuran. Meski begitu, kuharap dia bisa kabur dan hidup dengan nyaman.

    Setelah 30 menit berjalan di koridor, suhu tiba-tiba menurun. Tetesan air terdiam di dinding, dan embun beku yang tipis menutupi lantai koridor.

    Akhirnya aku sampai di ruang pendingin.

    ‘Oke, saatnya membuat sarang sekarang.’

    Aku mengumpulkan tetesan air di dinding dan menelannya. Lalu aku menahan airnya di dalam mulutku sebentar, seperti berkumur, lalu meludahkannya.

    Itu bukan lagi air murni. Air yang memasuki tubuhku telah berubah menjadi substansi dengan komposisi aneh yang berbahaya bagi makhluk hidup selain Amorph.

    Lendir kotor ini mirip seperti permen karet yang sudah dikunyah lalu dilepehkan, memiliki efek memperpanjang hidup Amorph terdekat, menguatkan efek dari indera tajam mereka.

    Setelah selesai menyelimuti koridor di atas ruang pendingin, aku duduk di sini. Kurenggangkan tubuhku di tengah ruang yang lengket dan beracun ini. Rasanya nyaman, seperti berada di dalam rahim ibuku, lalu aku menutup mata.

    ‘Aku bisa merasakannya. Kapal ini terasa seperti bagian dari tubuhku.’

    Apa yang terpenting untuk memenangkan peperangan?

    Informasi.

    Manusia MegaCorp dan aku, seekor Amorph.

    Mereka tidak tau aku, tapi aku tau mereka. Aku tau di mana mereka, apa yang mereka lakukan, ke mana mereka pergi, dengan siapa mereka bicara, dan setiap informasi ini mengalir kepadaku melalui cairan yang menyelimuti koridor.

    Mereka tidak akan tau bahwa peperangan sudah dimulai, dan mereka sudah di tengah kekalahan.

    Di sarang yang gelap ini, aku tersenyum.


    TL/n: buat yang bingung, kisi adalah kayu atau besi yang dipasang berdiri dan berjarak sehingga terdapat celah-celah (pada tingkap dan sebagainya); terali; jeruji.

    You can support the author on

    0 Comments

    Note